fin.co.id - Tarif KRL Commuter Line dikabarkan akan naik pada tahun ini.
Adapun wacana kenaikan tarif KRL ini sudah bergulir sejak tahun lalu.
Namun, hingga kini masih belum ada kepastian kapan tarif KRL yang baru akan mulai berlaku.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, jika dipastikan ada kenaikan tarif KRL tahun ini, maka pemerintah harus pula memberikan solusi.
BACA JUGA: Tak Permasalahkan Tarif KRL Naik, Penumpang Minta Gerbong Wanita Ditambah
Hal ini menurutnya agar kenaikan tarif KRL ini tidak menjadi beban bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.
"Solusi agar masyarakat tidak terbebani dengan kenaikan tarif Transjakarta dan KRL Jabodetabek, Pemprov DKI dan PT KCI bisa menerapkan cara yang diberlakukan Pemprov Jawa Tengah (Trans Jateng) dan Pemkot Semarang (Trans Semarang) dalam memberikan subsidi penumpang," ujarnya kepada fin.co.id, Minggu 5 Mei 2024.
Ia menjelaskan tarif Trans Semarang yang dikelola Pemerintah Kota Semarang seharga Rp4.000, lalu ada tarif khusus Rp1.000 yang diberikan untuk pelajar atau mahasiswa.
Kemudian lanjut Djoko, ada tarif khusus lagi pemegang kartu identitas anak (KIA), anak usia di bawah lima tahun (balita), disabilitas, isian (usia 60 tahun ke atas) dan veteran.
BACA JUGA: Penumpang Minta Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Dibarengi dengan Pelayanan
Sementara Trans Jateng yang dikelola Pemprov Jawa Tengah bertarif Rp4.000, dan untuk pelajar, mahasiswa dan buruh dikenakan tarif setengahnya yakni Rp2.000
"Pihak pengelola bisa membuka pendaftaran bagi warga yang mau mendapatkan tarif khusus itu," tambahnya.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini memaparkan, jika buruh, selain menunjukkan KTP, mereka juga bisa menunjukkan surat keterangan dari tempat bekerja atau RT setempat.
"Jika ada yang ketahuan berbohong (mungkin ada yang melapor atau ada petugas yang bisa memverifikasi), bisa dicabut," tandasnya.
Direktur Utama PT KAI Commuter (KCI) Asdo Artriviyanto memastikan jika tarif KRL Jabodetabek akan naik.