Guru Besar Unair ke Anies dan Ganjar: Jangan Terlalu Berharap Banyak dengan Putusan MK, Semua Sudah Diatur Jokowi

Guru Besar Unair ke Anies dan Ganjar: Jangan Terlalu Berharap Banyak dengan Putusan MK, Semua Sudah Diatur Jokowi

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo. -Sulthony Hasanuddin-ANTARA

FIN.CO.ID- Guru besar Universitas Airlangga (Unair) Profesor Henri Subiakto mengatakan, pihak capres 01 dan 03 yang menggugat hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi  (MK),  agar tidak terlalu banyak berharap. 

Apalagi, berharap putusan MK untuk batalkan hasil Pilpres 2024, menurutnya itu kecil kemungkinan terjadi. 

"Jangan terlalu berharap banyak dengan putusan MK, karena menurut amatan para ahli di luar penguasa, semua yang terjadi sekarang sudah disiapkan dan diantisipasi Jokowi sebagai Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan Kepala Keluarga" ujar Hendri Subiakto, dikutip dari keterangan tertulisnya pada Sabtu 30 Maret 2024.

Henri mengatakan, harus diakui bahwa saat ini kekuatan politik Jokowi sangat kuat di 2024 ini. 

Tak ayal, kata Prof Henri, Jokowi percaya diri melakukan manuver politik dan hadapi semua konsekuensi. Kenekatan yang tak pernah diperkirakan lawan apalagi teman yang terlambat memperoleh kesadaran.

BACA JUGA:

"Aparat hukum seperti polisi, kejaksaan, bahkan KPK konon sudah disiapkan tunduk taat pada Presiden. Parpol dan DPR juga sudah dibuat menjadi nurut di bawah pengaruh politik kekuasaan, sehingga praktis tidak ada yang mampu secara signifikan menggoyahkan posisi dan keinginan politik Jokowi" ujar prof Henri. 

Dia melanjutkan, upaya kekuatan politik yang berseberangan dan kecewa pada Jokowi terkait proses Pemilu, tidak bisa tidak, harus menyesuaikan infrastruktur yang sudah disiapkan. Yaitu bawa masalahnya ke MK sebagai gugatan. Di luar itu untuk waktu dekat praktis tidak banyak yang bisa dilakukan.

"Sebenarnya Hak Angket paling ideal untuk mengungkap adanya banyak pelanggaran UU selama persiapan dan pelaksanaan Pemilu. Tapi Hak angket itu rumit, panjang dan banyak kendala serta mudah digagalkan di jalan. Karena partai-partai politik dan politisi sangat pragmatis, elit elitnya mudah disandera dan diiming imingi reward jabatan" paparnya. 

BACA JUGA:

Dilanjutkan Prof Henri, bila hakim MK memiliki keberanian dan percaya diri sebagai penjaga konstitusi Indonesia, hasilnya bisa saja menghentikan keinginan politik yang sudah direncakan dengan membatalkan hasil Pilpres 2024. 

"Tapi untuk independen seperti itu tidak mudah, mengingat para Hakim kemungkinan merasa diawasi, dengan dua hakim terancam kriminalisasi" ungkapnya. 

"MK bagaimana hasil akhir keputusan MK, saya pribadi pesimis. Tidak mustahil semua kemungkinan penanganannya sudah diantisipasi dan disiapkan".

"Berarti besar kemungkinan keputusan MK tak akan mengubah banyak hal, hingga Prabowo Gibran dilantik Oktober nanti" tutupnya. (*) 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: