Peta Politik Usai Pemilu 2024, Parpol Mana yang Berani Oposisi?

Peta Politik Usai Pemilu 2024, Parpol Mana yang Berani Oposisi?

Parpol Peserta Pemilu 2024-ist-net

FIN.CO.ID - Hasil hitung cepat atau quick count Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 meggambarkan peta hasil pesta demokrasi yang digelar pada 14 Februari 2024. Walaupun, secara resmi masyarakat Indonesia harus menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago mengatakan, unggulnya Prabowo-Gibran dalam hitung cepat berbagai lembaga mempengaruhi isu koalisi dan oposisi setelah Pemilu 2024. Apalagi baru-baru ini terjadi pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh yang dinilai sebagai langkah NasDem masuk ke pemerintahan.

BACA JUGA:

Dia menilai, kemenangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden tidak selaras dengan kekuatan partai pengusung seperti Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat yang belum sampai 50 persen hasil Pemilu 2024. Artinya, kata dia, wajar ada spekulasi NasDem dan PKS berpotensi bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Terbuka kemungkinan NasDem dan PKB bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Ini tidak hanya kebutuhan kekuatan politik di parlemen, namun juga cairnya koalisi politik di Indonesia bahwa partai yang kalah di pilpres masih ada ruang untuk ikut dengan pemenang," kata Arifki dalam keterangannya, Rabu 21 Februari 2024.

Sejauh ini, kata dia, partai yang tegas menyatakan siap untuk oposisi yakni PDIP. Konsolidasi PDIP untuk merangkul partai pengusung paslon 1 dan 3 bakal mengubah konstelasi politik menjelang transisi politik dari Jokowi ke Prabowo.

"Karena secara tidak langsung Prabowo-Gibran tentu ingin cepat  meloloskan beberapa program tanpa harus banyak kompromi dengan kekuatan politik di parlemen," katanya.

Namun, sambungnya, hal itu bakal terjadi jika partai oposisi pendukung paslo nomor ueur 1 Anies-Muhaimin dan nomor 3 Ganjar-Mahfud mampu membangun solidaritas dengan bersatu di parlemen. Berkoalisi di parlemen bisa menjadi rencana yang cukup menarik. Meskipun, pada sisi lain NasDem, PKB, PPP, dan PKS berpotensi hilang di tengah jalan jika ditawari bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. 

"Dari sejumlah partai pengusung paslon 01 dan 03, PDI-P dan PKS partai yang berpotensi menjadi oposisi. Sedangkan yang lain berpotensi gabung pemerintahan jika ditawari kursi menteri. PKS pun juga ada kecendrungan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena PKS lama menjadi sekutu Prabowo di politik dan PKS juga sudah lama berpuasa sebagai partai oposisi," kata Arifki.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Mihardi

Tentang Penulis

Sumber: