Jokowi Sebut Data Pertahanan Bukan Untuk Dibuka Seperti Toko Kelontong

fin.co.id - 08/01/2024, 17:11 WIB

Jokowi Sebut Data Pertahanan Bukan Untuk Dibuka Seperti Toko Kelontong

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kanan) menyaksikan penandatanganan MoU pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX buatan Boeing

FIN.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengomentari terkait keterbukaan data pertahanan negara yang dibahas dalam debat calon presiden (capres) ketiga di Istora Senayan pada Minggu, 7 Januari 2024. 

Jokowi mengatakan tak semua data pertahanan bisa diungkapkan ke publik. Terlebih terkait dengan keamanan negara.

"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan keamanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan," katanya di sela kunjungan kerjanya di Serang, Banten, Senin, 8 Januari 2024.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa data pertahanan menyangkut dengan strategi besar negara. 

Karenanya tidak semua data dapat dibuka seperti toko kelontong yang menjajakan semua dagangannya.

BACA JUGA:

"Karena ini menyangkut strategi besar negara, nggak bisa semua dibuka kayak toko kelontong nggak bisa," ujarnya.

Dikethahui dalam debat capres ketiga, capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sempat meminta agar data pertahanan dibuka. 

Bersyukur Data Peertahanan Tak Dibuka

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengaku bersyukur Calon Presiden (Capres) Prabowo Suabianto tidak terpancing untuk membuka data Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemhan) dalam debat capres yang digelar pada Minggu 7 Januari 2024 di Istora Senayan Jakarta.

Nusron Wahid menilai, Prabowo tidak membuka data setelah diserang oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan merupakan langkah yang tepat. 

"Kami patut bersyukur Pak Prabowo tidak terpancing membuka data, itu merupakan langkah tepat," kata Nusron dilansir dari ANTARA di Jakarta, Senin 8 Januari 2024.

Nusron menjelaskan, data-data Kementerian Pertahanan dan Kemiliteran tidak bisa sembarangan terpampang di website seperti data investasi atau perekonomian. Sebab data Pertahanan itu bersifat rahasia. 

BACA JUGA:

Jika data tersebut dibuka ke publik, rahasia kemiliteran bisa tersebar ke seluruh dunia.

"Dunia jadi tahu apa jeroan pertahanan kita. Itu yang tidak bagus," kata dia.

Gatot Wahyu
Penulis
-->