Ikut Sendiri

Ikut Sendiri

--

Saya tersadar lagi: tidak ada uang di kantong. Kasirnya sudah tidak tampak –mungkin mereka sudah bersuka ria sarapan di salah satu resto di dalam sana.

Sendiri.

Tanpa uang.

Belum sarapan.

''Di mana ada kemauan tidak selalu ada jalan''.

Ada. Ada jalan. Yakni jalan memutar. Jalan balik ke kota. Jalan kaki. Apa hendak dikata.

''Di mana ada kemauan di situ ada jalan''. 

Saya kini punya mau kembali ke hotel. Pun seandainya tidak mau, toh harus kembali ke hotel.

Ups...ada jalan!

Ada satu orang yang iba pada saya. Orang baru. Anak muda.

Orang itu baru saja saya kenal beberapa menit yang lalu. Ketika kami di kereta bawah tanah ia duduk di seberang saya –agak ke kiri jauh.

Beberapa kali ia seperti menyapukan pandangan ke wajah saya. Sesapuan. Beberapa kali. Sesekali sapuannya kepergok mata saya. Diam. Menyapu lagi. Diam.

Ketika kami turun dari kereta, ia mendatangi saya. Setengah tidak percaya, ia menyebut nama saya. Dengan tanda tanya. Kami pun bersalaman.

Itulah dewa penolong saya hari itu. Bukan cucu. Bukan anak. Bukan istri.

Ia orang yang baru saya kenal. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Catch Kill

1 minggu

Inisial B

1 minggu