Cerita Zulhas saat Salat Magrib: Saking Cintanya Prabowo, Tasyahud Akhir Jadi 2 Jari

Cerita Zulhas saat Salat Magrib: Saking Cintanya Prabowo, Tasyahud Akhir Jadi 2 Jari

Ketua Umum Partai PAN, Zulfkifli [email protected]

FIN.CO.ID - Ketua Umum PAN Zulfkifli Hasan (Zulhas) menjadi sosok yang disorot oleh publik saat ini.

Lantaran beredarnya video Zulhas yang bercerita mengenai fenomena salat magrib saat ini. Menurutinya terdapat kaum muslim memiliki diam setelah membaca surat Al-Fatihah.

kaum muslim yang yang enggan mengucapkan kata amin karena merujuk pada Capres dan Cawapres no. urut 1 yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

"Kalo Sholat Maghrib baca Al-Fatihah waladhollin ada yang diam sekaran pak, saking cintanya sama Pak Prabowo," ucap Zulhas dalam rapat kerja nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).

BACA JUGA:

Zulhas meneruskan terdapat gerakan shalat pada rakaat terakhir yakni tahiyatul. Perlu diketahui, salah satu gerakan shalat adalah mengacungkan jari telunjuk ke arah depan.

Akan tetapi Zulhas mengatakan sebagian umat islam menjadi gerakan dua jari sebagai dukungan paslon nomor 2.

“Itu kalo tahiyat akhir kan [satu jari] Pak,  sekarang maunya dua jari Pak," ungkap Zulkifli Hasan di rakernas APPSI.

Sebelumnya, Para pengurus APPSI di seluruh Indonesia juga ingin membahas dan mendengarkan terkait usulan RUU Perlindungan Pasar Tradisional yang saat ini draf naskah akademiknya sudah masuk ke DPR RI.

BACA JUGA:

"Draf naskah akademik RUU Perlindungan Pasar Tradisional yang diajukan oleh APPSI saat ini sudah masuk ke DPR RI. Kami ingin RUU ini disahkan menjadi Undang-Undang sehingga kami para pedagang pasar tradisional mendapatkan perlindungan dan suport dari pemerintah," ujarnya.

Selain itu, pada tahun politik ini APPSI memberikan sikap terkait pemberian dukungan politik kepada calon presiden dan calon wakil presiden yang dirasa memiliki kepedulian terhadap keberadaan pasar dan para pedagang pasar tradisional di tengah perkembangan zaman.

Ia menegaskan bahwa para pedagang Pasar tradisional menginginkan agar para pedagang maupun keberadaan pasar-pasar tradisional di Indonesia ini dibina oleh pemerintah pusat dan daerah bukan hanya menarik retribusi dan pajak saja.

"Tetapi dibina melalui peningkatan kualitas infrastruktur pasar, pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM pedagang pasar, serta promosi dari pemerintah daerah yang bisa membuat pasar ini menjadi ramai pengunjung. Pasar harus menjadi pusat sirkulasi perekonomian serta menjadi pusat sirkulasi barang dan jasa. Dengan begitu Indonesia akan lebih maju lagi," katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: