Terduga Pelaku Bully di Bekasi Merasa Tertekan, Kuasa Hukum: Tak Menyangka Bercanda Sampai Amputasi
Ilustrasi korban bullying--Foto :Unsplash.com/@MorganBasham
BEKASI, FIN.CO.ID - Kasus bullying di SDN 09 Jatimulya Bekasi menjadi sorotan media, serta statusnya kini meningkat dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Hal itu membuat siswa terduga pelaku bully berinisial L (12) yang diduga menyelengkat Fatir (12) merasa tertekan, usai mengetahui kondisi terkini.
Kuasa hukum terduga pelaku, Sutrisna Wijaya mengungkapkan, kliennya tidak pernah menyangka bahwa bercanda menyelengkat kaki berujung diamputasi.
"Ada tekanan di anak, karena merasa cuman nyelengkat kok jadi separah ini masalahnya," ungkap Sutrisna Wijaya, Jumat 3 November 2023.
BACA JUGA :
- Jangan Anggap Remeh, KPAD Kabupaten Bekasi Himbau Orang Tua dan Guru Kenali Tanda-Tanda Bullying
- KPAD Kabupaten Bekasi Fokus Tangani Psikologis dan Hak Pendidikan Korban Perundungan yang Diamputasi
Sambil menangis ke orang tuanya, L merasa sangat bersalah saat mengetahui teman sekolahnya harus menjalani operasi amputasi kaki kiri.
"Dia nangis bilang ke mamahnya 'memang saya salah bercanda sampai kaya gitu mah, kasihan sama korban sampai enggak punya kaki mah'," jelasnya.
Menurutnya, L merupakan siswa SD biasa yang senang bermain dan bercanda layaknya anak-anak sekolah lain pada umumnya.
Sebagai teman satu sekolah di SDN 09 Jatimulya Bekasi, L mengaku tidak ada niat sedikitpun untuk membully ataupun mencelakakan temannya.
BACA JUGA :
- Kuasa Hukum Pastikan, Terduga Pelaku Perundungan Siswa SD di Bekasi Akan Ikuti Prosedur
- Kuasa Hukum Terduga Pelaku Perundungan Siswa SD di Bekasi Pertanyakan Penyebab Kanker Kaki
"Si anak (L) merasa bersalah, tapi dalam posisi bercanda kalau dia tau akan separah ini mungkin enggak akan nyelengkat orang lain," ucapnya.
Sebelumnya, Fatir seorang siswa SDN Jatimulya 9, Kabupaten Bekasi, bernama Fatir menjadi sorotan usai menjadi korban bullying hingga berujung amputasi kaki.
Peristiwa itu bermula saat Fatir bersama 5 temannya sedang jajan di jam istirahat pelajaran, lalu diselengkat oleh temannya yang berinisial L.
Beberapa hari setelah diselengkat, Fatir sempat merasa sakit saat berjalan hingga akhirnya menjalani pemeriksaan di klinik dan juga rumah sakit.
Sumber:
