Kawin Janji

Kawin Janji

--

Oleh: Dahlan Iskan

IMBANG: kini Ketua DPR Amerika Serikat di tangan seorang fundamentalis. Presidennya, Anda sudah tahu: di tangan liberal.

Begitu fanatiknya ketua DPR baru ini sampai kawin pun sangat agamis. Namanya sudah sering ditulis bung Mirza Mirwan di komentar Disway: Mike Johnson. Umurnya baru 51 tahun. Istrinya bernama Kelly. Anak: 4 orang.

Mereka kawin di tiga negara bagian: Arizona, Arkansas dan di daerahnya sendiri, Louisiana –belakangan saya harus hati-hati nulis nama Louisiana agar tidak Lousiana.

Hanya tiga negara bagian itulah yang punya UU Perkawinan Covenant. Mereka kawin di tiga negara bagian tersebut sebagai dukungan moral: hanya tiga itu yang berani punya UU Perkawinan Covenant.

Anda sudah tahu: negara bagian lain bebas. Kawin adalah urusan dua orang pengantin. Mau kawin dengan cara apa pun bukan urusan negara. Boleh kawin secara agama. Boleh secara dewa. Pun boleh hanya di depan Whoosh. Bahkan tidak di depan apa pun.

Mengatur perkawinan secara agama, lewat UU, dianggap mencampurkan urusan agama ke urusan negara. Itu ancaman bagi konstitusi. Apalagi tidak ada MK di sana.

Salah satu kewajiban dalam UU Kawin Covenant adalah: kawin harus untuk seumur hidup. Bukan hanya sampai kaken-kaken ninen-ninen. Sudah kaken pun tidak boleh menceraikan ninen. Harus sampai salah satu meninggal.

Kewajiban lain adalah: sebelum kawin harus ikut program konseling: kawin itu apa, untuk apa, bagaimana, dan seterusnya. Pun ketika tidak cocok lagi: harus ikut program konseling. Agar tidak jadi cerai.

Suami istri Johnson memang aktivis gereja. Johnson tidak terlihat ambisius jadi ketua DPR. Meski sudah empat periode duduk di parlemen tidak terpikir bisa jadi ketua. Namun ketika yang ambisius-ambisius bertengkar Johnson yang dapat durian runtuh. Terutama setelah mereka saling menjatuhkan.

Johnson berpendapat agama seharusnya jadi pedoman bernegara. Bukan demokrasi. ''Tahukah Anda, apakah demokrasi itu?'' ujarnya di satu forum gereja. Tentu sudah lama Johnson mengatakan itu. Ucapan peka seperti itu tidak akan diungkapkan media saat ini kalau Johnson tidak jadi ketua DPR. 

Tapi kini Johnson jadi orang yang sangat berkuasa. Kalau presiden meninggal dunia ketua DPR-lah yang menjadi orang nomor 2 paling berkuasa di negara adikuasa itu. 

Maka jejak digitalnya pun ditelusuri. Jangan sampai kekuasaan negara jatuh ke tangan orang yang berbahaya. Apalagi presidennya sudah tua: Anda sudah tahu siapa ia.

Johnson menjawab sendiri pertanyaannya itu: ''Demokrasi adalah dua ekor serigala dan seekor kambing yang lagi rundingan untuk memutuskan akan makan apa malam ini,'' katanya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: