Perang Israel Palestina, Muhammadiyah Sebut Bukan Perang Antara Islam dan Yahudi

Perang Israel Palestina, Muhammadiyah Sebut Bukan Perang Antara Islam dan Yahudi

Pasukan Hamas--


Ilustrasi Israel jajah Palestina --Instagram @repenting.muslim

Mu’ti berpendapat masih ada peluang untuk mengusahakan jalur-jalur rekonsiliasi dan perdamaian. 

Banyaknya gerakan diplomasi kultural oleh masyarakat sipil untuk membangun kesadaran persaudaraan antara umat Islam, Yahudi, dan Kristen membuat dirinya optimis pada upaya resolusi konflik. Misalnya ide tentang Common Ground, Kalimatun Sawa’, Son of Ibrahim dan yang lainnya.

“Bagaimana komunitas non agama ini bisa berperan lewat jalur non militer dan non politik untuk membangun kerukunan di antara masyarakat yang berbeda-beda itu,” jelasnya.

Mengurangi kecenderungan simplifikasi atas konflik Palestina-Israel, Mu’ti mengajak umat untuk mengedepankan rasionalitas, objektivitas, keadaban dan bukan sentimen emosional semata.

“Saya kira pemihakan yang paling mungkin adalah pemihakan kepada kebenaran yang memenuhi hukum-hukum internasional bahwa tidak boleh ada penyerangan pada masyarakat sipil, pada fasilitas publik walaupun dalam situasi perang dan itu adalah hal-hal yang saya kira perlu dilakukan bersama-sama dan solusi itu bisa dilakukan dengan cara-cara yang beradab, damai dan mengurangi sebisa mungkin ketegangan yang ada,” ujarnya.

“Karena itu kalau perang ini tidak dihentikan dan tidak ada tekanan internasional agar Israel menghentikan semua okupansinya itu dan kemudian duduk bersama mendengarkan masyarakat internasional berbicara termasuk dari masyarakat sipil, solusi damai itu sepertinya tidak mungkin (terwujud),” pungkas Mu’ti. (*) 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: