BRI Berhasil Cetak Pertumbuhan Kinerja yang impresif di Tahun 2023

BRI Berhasil Cetak Pertumbuhan Kinerja yang impresif di Tahun 2023

BRI Berhasil Cetak Pertumbuhan Kinerja yang impresif di Tahun 2023 --

FIN.CO.ID- PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (perseroan) Tbk, terbukti ampuh dalam menerapkan strategi go smaller. 

Tercatat, hingga akhir Juni 2023, BRI berhasil mencetak pertumbuhan kinerja yang impresif yang didukung oleh pertumbuhan solid di segmen mikro dan ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro yang dipimpin BRI.

BRI mencetak pertumbuhan laba konsolidasian sebesar 18,83% year-on-year (yoy) menjadi Rp29,56 triliun, dengan kenaikan aset sebanyak 9,21% menjadi Rp1.805,15 triliun.

Direktur utama BRI, Sunarso menegaskan bahwa faktor utama penopang kinerja BRI yakni pertumbuhan kredit mikro dan CASA mencapai double digit, kualitas aset yang terjaga, rasio efisiensi yang membaik, konsistensi pertumbuhan proporsi pendapatan berbasis komisi (fee-based income), serta semakin kinerja perusahaan anak yang tergabung dalam ekosistem BRI Group, termasuk Holding Ultra Mikro.

 LHingga akhir kuartal II 2023, BRI berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp1.202,13 triliun, di mana sebanyak Rp577,94 triliun di antaranya merupakan pembiayaan segmen mikro yang tumbuh 11,41%. 

Pertumbuhan ini pun semakin memperbesar porsi kredit mikro dalam portofolio perseroan hingga menjadi 48,08% dan kredit UMKM menjadi 84,48% dari total kredit yang disalurkan perseroan.

BRI saat ini optimis terhadap ruang pertumbuhan kredit perbankan masih cukup besar hingga akhir tahun 2023. 

Sunarso mengungkapkan bahwa masih banyak ruang bisnis yang dapat digarap oleh perbankan untuk menumbuhkan bisnisnya. 

“Potensi pasar kredit secara total dari semua segmen, termasuk segmen mikro di Indonesia, sesungguhnya masih sangat besar," katanya.

Hal tersebut, lanjut Sunarso, tercermin dari masih rendahnya rasio total kredit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dibandingkan dengan negara peers. 

Demikian juga dengan rasio kredit Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) terhadap PDB.

Di Indonesia, ujarnya, rasio kredit terhadap total PDB mencapai 30,6%. Dari angka yang relatif masih rendah tersebut, share kredit UMKM baru mencapai 7,2% terhadap PDB. 

Selain itu, berdasarkan survey BRI Research Institute, inklusi keuangan berdasarkan kepemilikan akun rekening juga masih sangat rendah yakni di level 67,3%, serta di level 70% untuk penggunaan produk atau pelayanan jasa keuangan (tidak termasuk BPJS) atau 84% untuk penggunaan produk atau pelayanan jasa keuangan.

“Artinya apa? Sebenarnya kita masih cukup punya ruang untuk meningkatkan kredit, terutama dibandingkan dengan PDB-nya. Demikian juga kredit kepada UMKM itu masih sangat rendah. Itu adalah ruang untuk kita menemukan bisnis di kredit, tegas Sunarso. (**) 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: