Warisan UNESCO

Warisan UNESCO

Miniatur Reog Ponorogo untuk Menparekraf Sandiaga Uno diberikan oleh Bupati Sugiri Sancoko dalam acara Grebeg Suro, 27 Juli 2022.-kemenparekraf.go.id-

Baru sekarang, ketika menulis Disway ini, saya ingat masa kecil itu. Lalu ingat kuda teji. Yakni kuda yang ikut mengiringi pengantin. Bagian dari atraksi perkawinan. Jalannya kuda itu sangat lucu: seperti lari-lari kecil yang sangat centil.

BACA JUGA:

Pun ketika bertemu Bupati Ponorogo saat ini, Sugiri, saya lupa menanyakannya: apa itu kuda teji dan apakah sekarang masih ada. Atau kuda teji itu justru hanya ada di daerah saya saja. 

Lain kali saya tidak akan lupa menanyakan itu kepada beliau kalau bertemu beliau lagi. Atau tetap lupa.

Tentu saya sering ke Ponorogo. Adiknya bapak saya tinggal di Desa Betri, kecamatan Siman. Beliau jadi kiai kampung di Betri. Masjidnya lebih besar dari masjid di kampung saya. Tiap Lebaran, di hari ketiga, saya diajak ke sana: naik kereta api dari Stasiun Sleko di Madiun. Dari desa saya ke Sleko jalan kaki. Satu setengah jam. 

Kereta melaju ke selatan. Ke Ponorogo. Masih ke selatan lagi. Turun di Stasiun Siman. Lalu naik andong ke Betri. 

Saya pun punya kenakalan anak-anak. Ketika ''minggat'' dari rumah, tujuan minggat saya ke Betri. Tanpa punya uang. Saya nunut kereta itu dari dari Stasiun Sleko. Tidak akan dipungut bayaran: masih anak-anak.

BACA JUGA:

Geger. Saya hilang. Dicari ke mana-mana. Sampai ada acara menabuh tampah malam-malam. Keliling desa. Siapa tahu saya disembunyikan oleh hantu. Dengan konvoi memukul tampah itu sang hantu takut. Lalu melepaskan saya.

Anak sekarang tidak bisa minggat seperti itu: ada HP. Kini, begitu tiba di Betri pasti keberadaan saya sudah dibocorkan ke kampung saya lewat WA.

Desa yang juga sering saya datangi adalah Bogem. Di sebelah barat kota. Di jalur jalan antara Ponorogo-Wonogiri. Di situlah leluhur saya. Yang juga terkait dengan leluhur yang lebih atas lagi di Tegalsari, selatan kota Ponorogo.

Walhasil saya keturunan Ponorogo juga. Maka setiap ada perkembangan di Ponorogo saya kepo sekali. Maka saya selalu mendengar opini masyarakat di Ponorogo tentang setiap bupati baru. Pun ketika saya sibuk jadi wartawan, jadi pengusaha, jadi dirut PLN, dan jadi menteri. Suatu kali saya dengar "bupatinya bagus". Lain kali mendengar "bupati kita payah". Info saling berganti.

Bagaimana dengan bupati baru tahun 2019?

BACA JUGA:

"Istimewa," kata mereka. Tapi saya belum tahu seberapa istimewa. Saya baru tahu ketika ke Ponorogo kapan itu. Lalu sempat bertemu langsung dengan sang Bupati tahun lalu. Memang istimewa.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Catch Kill

1 minggu

Inisial B

1 minggu