Guyon Gus Dur Naik Bus Bareng Pendeta: Bismillah dan Haleluya Tanpa Ketersinggungan

Guyon Gus Dur Naik Bus Bareng Pendeta: Bismillah dan Haleluya Tanpa Ketersinggungan

Gus Dur Dituding Jadi Tokoh yang Merusak Nahdlatul Ulama (NU)-@jaringangusdurian-Instagram

Guyon Gusdur Naik Bus Bareng Pendeta - Guyonan super-sensitif yang berpotensi menyinggung agama banyak disampaikan oleh K.H. Abdurahman Wahid alias Gus Dur, mantan Ketua Umum PBNU dan mantan Presiden RI.

Salah satunya, guyonan tentang dialog kiai dengan pendeta saat keduanya naik bus (bis) bersama. Saat bus hendak berangkat, cerita Gus Dur, sang kiai mengucapkan "bismillah".

Spontan si pendeta mengingatkan si kiai bahwa ucapannya keliru. Menurut si pendeta, bus yang mereka naiki bukan "Bis Mila", melainkan "Bis Eka". Si kiai menerima pembetulan dari si pendeta.

Bus terus melaju dalam keadaan hujan dan petir menyambar-nyambar. Spontan si pendeta berucap, "Haleluya".

BACA JUGA:Napi di Lapas Batulicin Masuk Islam saat Ramadan, Ikrarkan Dua Kalimat Syahadat Usai Tarawih 

Giliran kiai membalas ucapan pendeta. Kiai mengingatkan pendeta bahwa yang berbunyi itu bukan haleluya, tapi halilintar. Kalau ibarat permainan, antara kiai dan pendeta sama-sama menang.

Kalau saja guyonan itu tidak dilontarkan oleh seorang ulama besar sekaliber Gus Dur, sangat mungkin hal itu akan memantik pertengkaran, baik dari pihak Islam maupun Kristen. Guyonan itu memiliki peluang untuk dituduh menghina Islam sekaligus Kristen.

Namun, semua orang tahu bahwa Gus Dur adalah kiai besar dengan sanad keturunan yang jelas, yakni dia adalah putra dari K.H. Wahid Hasyim, mantan Menteri Agama. Gus Dur juga merupakan cucu dari pendiri NU Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy'ari.

Dari sisi Kristen, semua pihak pun tahu bagaimana perjuangan Gus Dur membela agama dan orang-orang di luar Islam. 

BACA JUGA:Puncak Lalu Lintas Mudik Lebaran 2023 Bandara Soetta Diprediksi 18 April 2023

Sejarah paling fenomenal dari pembelaan Gus Dur pada non-Muslim adalah diizinkannya peringatan Hari Raya Imlek untuk umat beragama Konghuchu.

Dengan latar seperti itu, orang Islam maupun Kristen tidak pernah menganggap cerita humor antara kiai dengan pendeta di dalam bus itu sebagai penghinaan. 

Cerita itu justru melampaui prasangka negatif dan semuanya menganggap betapa perbedaan iman tidak harus memutus persahabatan antara kiai dengan pemuka agama lain, dalam bingkai dan ikatan saling mencintai serta menghargai.

Seandainya tidak berkonotasi berlebihan, kalau saat ini kita rindu dengan guyonan Gus Dur yang lintas iman itu, bisa kita saksikan dari apa yang dilakukan oleh Habib Husein Ja'far, ulama muda, yang kini banyak mengisi ruang-ruang media digital, khususnya di kanal YouTube.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: