Gubernur NTT Ubah Jam Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Ombudsman: Apa Urgensinya

Gubernur NTT Ubah Jam Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Ombudsman: Apa Urgensinya

Nono atau Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay bersama Gubernur NTT Viktor Laiskodat.--

Gubernur NTT Ubah Jam Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi, Ombudsman: Apa Urgensinya?- Kepala Ombudsman Perwakilan NTT (Nusa Tenggara Timur), Darius Beda Daton mempertanyakan kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang mengubah jam masuk sekolah pada pukul 5 pagi Wita. 

Adapun kebijakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat ini, berlaku untuk SMA dan SMK di NTT. Para siswa yang biasa masuk pukul 07.00 pagi Wita, diubah menjadi pukul 05.00 pagi Wita. 

"Saya mendapat banyak masukan dari orang tua terkait jam masuk sekolah ini. Saya mempertanyakan apa urgensinya? Apakah dengan masuk sekolah jam 05.00 pagi lalu mutu pendidikan kita langsung naik? Saya rasa ini perlu dipertimbangkan kembali," ujar Darius dilansir fin dari Timexkupang, Selasa 28 Februari 2023.

BACA JUGA:Gubernur NTT Tetapkan Jam Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi

BACA JUGA:Nono Bocah Asal NTT Kalahkan 7.000 Siswa dari Seluruh Dunia, Viktor Laiskodat Ikut Bangga

Darius mengatakan, ada beberapa pertimbangan dirinya menolak kebijakan Gubernur NTT masuk sekolah jam 5 pagi. 

Pertama, kata dia, tidak ada yang bisa menjamin keselamatan anak-anak atau pelajar yang berangkat sekolah di pagi hari buta. 

"Apakah jam itu sudah ada moda transportasi atau angkot yang beroperasi? Jangan sampai keputusan ini membuat persoalan baru muncul, misalnya kekerasan seksual atau ancaman kriminalitas lainnya yang dialami anak-anak" katanya. 

Hal kedua yang menjadi sorotan Darius adalah, saat ini sudah tidak dikenal lagi sekolah unggulan sejak adanya penerapan sistem zonasi. 

BACA JUGA:Kado Natal Terindah, 5.071 Warga Desa Terpencil di NTT Kini Bisa Nikmati Nyala Listrik 24 Jam

BACA JUGA:Polisi Berpangkat Briptu Terlibat Penipuan Calon Siswa Polri di NTT, Terungkap Gegera Laporan Masyarakat

Dengan sistem zonasi, ujarnya, sekolah menerima siswa dengan pertimbangan jarak tempat tinggal, bukan karena prestasi akademik. 

Karena itu, di sekolah-sekolah negeri, kata Darius, siswa dengan kemampuan akademik lebih baik atau anak pintar sudah tersebar di semua sekolah negeri di Kota Kupang karena sistem zonasi tadi. 

"Lagipula, saat ini tidak ada lagi ujian nasional, sehingga untuk mengukur kualitas akademik secara nasional antar sekolah atau antardaerah sudah tidak ada. Yang ada sekarang para siswa belajar dengan penerapan kurikulum merdeka" tuturnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: