Aksi Damai 2.000 Karyawan Pertamina Tolak Rencana IPO Pertamina Geothermal Energi, Ini Alasannya

Aksi Damai 2.000 Karyawan Pertamina Tolak Rencana IPO Pertamina Geothermal Energi, Ini Alasannya

Aksi Damai Turun ke Jalan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menolak rencana privatisasi dan IPO PGE (dok Ist)--

Aksi Damai 2.000 Karyawan Pertamina Tolak Rencana IPO Pertamina Geothermal Energi, Ini Alasannya - Karyawan Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) melakukan aksi damai turun ke jalan pada Kamis, 16 Februari 2023, dalam rangka menolak rencana Initial Public Offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). 

Aksi damai turun ke jalan tersebut merupakan bentuk perlawanan FSPPB yang beranggotakan 25 serikat pekerja di lingkungan Pertamina, terhadap rencana privatisasi anak usaha BUMN tersebut. 

BACA JUGA:Ramai-ramai Tentang IPO Pertamina Geothermal Energy, Marwan Batubara: Privatisasi Jelas Merugikan Negara!

Presiden FSPPB, Arie Gumilar mengatakan pihaknya melakukan aksi damai turun ke jalan untuk menolak rencana privatisasi dan IPO PGE.

"Kami pekerja/karyawan PT Pertamina (Persero) beserta anak usaha terafiliasinya telah melakukan aksi damai turun ke jalan dengan massa sejumlah kurang lebih 2.000 orang yang berasal dari seluruh lokasi kerja di Indonesia," ucap Arie Gumilar kepada awak media di Jakarta, Kamis 16 Februari 2023. 

Arie mengungkapkan aksi damai turun ke jalan dimulai dari kantor Pertamina Pusat di Jl. Merdeka Timur, melewati sejumlah kantor instansi terkait dengan rencana IPO yaitu kantor Kementerian Keuangan, OJK, Kementerian BUMN, sampai Istana Negara walau tertahan di sisi Jl. Merdeka Barat.

Arie mengatakan, sejatinya tersebut bukanlah aksi para karyawan Pertamina saja, melainkan juga aksi rakyat Indonesia yang tak ingin Pertamina menjadi bancakan oligarki. 

BACA JUGA:MK Menyatakan UU Ciptaker Inkonstitisional, FSPPB Beri Apresiasi

Menurut Arie, aksi damai turun ke jalan ini sebagai bentuk penyampaian aspirasi sekaligus kegelisahan karyawan Pertamina dalam menyikapi aksi korporasi PT Pertamina Geothermal Energy yang dipaksa mencari pendanaan melalui skema IPO di mana sekitar 25 persen sahamnya harus dijual ke publik atau swasta dan asing, yang bertujuan untuk memperoleh dana murah, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta berbagai alasan lainnya. 

"Faktanya ternyata masyarakat umum hanya akan mendapatkan penjatahan 2,5 persen dari total saham yang ditawarkan, di mana 97.5 persen akan diambil oleh investor institusi dan swasta asing," ungkap Arie.

Diungkapkan Arie, PGE saat ini 100 persen sahamnya masih dimiliki Pertamina dan 100 persen milik bangsa Indonesia, serta merupakan penyelenggara usaha bidang panas bumi penghasil tenaga listrik yang 100 persen hasil output dayanya dijual kepada PLN.PGE merupakan entitas bisnis panas bumi milik Pertamina (melalui Sub-Holding P&RE), dengan wilayah kerja atau Wilayah Kuasa Pengusahaan (WKP) terbesar di Indonesia.

PGE, kata Arie, memiliki total 13 wilayah kerja Panas Bumi yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi. Dia juga  mengatakan bahwa pada aksi damai turun ke jalan ini pihaknya menyampaikan empat tuntutan. 

BACA JUGA:Capai Kesepakatan Dengan Manajemen, Karyawan Pertamina Batal Mogok Kerja

Pertama, FSPPB menuntut untuk segera dibatalkannya rencana privatisasi PGE melalui proses IPO maupun modus penjualan saham lainnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: