Tradisi 'Nganter Bandeng' Terus Mengalir saat Imlek, FKBB: Guyub Dalam Masyarakat

Tradisi 'Nganter Bandeng' Terus Mengalir saat Imlek, FKBB: Guyub Dalam Masyarakat

Pindang Bandeng. (ist)--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Perayaan Imlek di Jakarta rasanya tidak komplet tanpa kehadiran olahan makanan ikan bandeng di meja makan masyarakat turunan Tionghoa.

Rutinitas menyuguhkan olahan makanan ini berawal dari tradisi 'Nganter Bandeng' yang sudah dilakukan orang Betawi pada waktu lampau.

Sehingga melegitimasi perayaan Imlek tidak komplet tanpa sajian bandeng.

BACA JUGA:Tradisi Imlek yang Terlupakan, Salah Satunya Tak Boleh Pel Lantai

Makan ikan bandeng untuk etnis Tionghoa pada perayaan Imlek menyimbolkan rezeki yang banyak.

Ketua Forum Kajian Budaya Betawi (FKBB) Mathar Ibnu Kamal menjelaskan, orang Betawi populer menyenangi makanan olahan pindang ikan bandeng.

Karena masyarakat Betawi dan etnis Tionghoa di seputar Tangerang dan Pademangan Jakarta Utara memiliki tambang ikan bandeng pada zaman 1900-an.

"Ciri-ciri orang Betawi yang egaliter atau gampang berkawan dengan siapa saja terlibat bareng merayakan Imlek dengan makan. Itu hal wajar dalam sosial masyarakat," katanya, Minggu, 22 Januari 2023.

BACA JUGA:Imlek 2023, Purwakarta Diguncang Gempa 3 Kali Beruntun

Menurut Mathar, untuk masyarakat Betawi tidak ada ketentuan waktu untuk menyuguhkan makanan olahan ikan bandeng.

"Tradisi makan bersama ikan bandeng mengalir sampai sekarang ini. Tradisi tersebut dilestarikan masyarakat," terangnya.

Dia menerangkan, tradisi 'Nganter Bandeng' saat perayaan Imlek memvisualisasikan jalinan kekeluargaan antarwarga, tidak dalam kerangka penerapan ibadah.

"Ini sama seperti tradisi malam takbiran. Masyarakat Betawi mengolah dan sama-sama berbagi makanan lontong dan opor ayam yang masih dilestarikan," jelasnya.

BACA JUGA:Menag Yaqut Sampaikan Ucapan Imlek 2023 'Khongzili, Gong He Xin Xi, Wan Shi Ru Yi' Ini Maknanya

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Darul Fatah

Tentang Penulis

Sumber: