Sobekan Lead

Sobekan Lead

Sobekan lead: Ada acara, ada laritan.-disway.id-

Terpaksa saya mulai menulis. Tanpa catatan apa-apa. Anda sudah membacanya kemarin dulu. Hanya saja tulisan itu harus saya hentikan saat cerita sampai ke soal Poso. Nama-nama ekstremis Poso ada di sobekan itu. Nama-namanya khas Sulteng: sulit saya ingat.

BACA JUGA:Senyum Tulip

Hanya sedikit  orang Sulteng yang saya ingat namanya. Salah satunya: Mastura. Ada juga Toana.

Maka sambungan tulisan itu saya janjikan baru bisa terbit di hari Senin. Siapa tahu perlu dua hari untuk menemukan sobekan. 

Setelah tulisan Letnan Master selesai dikirim ke Disway, barulah saya dapat kabar: sobekan itu ditemukan. Hari sudah larut. Tulisan di sobekan itu sudah tidak lengkap. Ada yang tersobek ada yang tersiram air. 

Bagaimana kalau sobekan itu tidak ditemukan? Bisakah edisi Senin muncul dengan cerita lanjutan? Bisa. Tapi saya harus menanggung malu: bertanya lagi ke Pangdam. Saya tidak boleh malu. Itulah doktrin lama saya kepada wartawan: jangan malu bertanya ulang kepada narasumber.

BACA JUGA:Imaji Perusuh

Apakah saya tidak pernah mengalami kesulitan dalam  menemukan lead

Kadang saya sendiri juga begitu sulit menemukan lead. Tidak semua sumber berita seperti Jenderal Farid. Wartawan sangat senang dengan sumber berita yang kata-katanya berisi, kalimatnya penuh warna dan ingatannya kuat. 

Memang, kadang sumber berita juga tergantung pada pancingan pertanyaan. Kalau pertanyaan tidak bermutu sumber beritanya juga malas berpikir. 

Tapi kalau sumber beritanya seperti Pangdam Farid penulisnya bisa sambil bersiul. Dari sekali bertemu Jenderal Farid saya bisa mendapat lima calon lead

BACA JUGA:Ultah 100

"Anak Pasar jadi Jenderal" di edisi kemarin dulu itu, juga kata-kata Farid. Lalu lead yang saya pakai hari ini. Demikian juga yang akan saya jadikan lead edisi besok pagi.

Bagaimana kalau sulit menemukan kalimat yang bisa dijadikan lead?  Jangan berpikir terlalu keras. Tulis saja apa yang keluar dari pikiran. Pun kalau itu bukan pilihan terbaik. Lalu Anda hapus. Tulis lagi yang lain. Yang mungkin juga belum menarik. Hapus lagi. Sampai ketemu sendiri lead yang terbaik.

Zaman muda dulu, saat awal-awal jadi wartawan, urusan lead ini paling meneror. Maka setiap kali selesai wawancara pikiran langsung bertanya: apa lead-nya nanti. Sepanjang perjalanan pulang ke kantor pun pikiran fokus ke mencari lead. Kadang sampai lampu bang-jo tidak terlihat. Ditangkap polisi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Catch Kill

1 minggu

Inisial B

1 minggu

Masa Depan

1 minggu