JAKARTA, FIN.CO.ID - Menuju Pemilu 2024, bertebaran berbagai ungkapan dan tanggapan yang mengaitkan dengan tindakan atau perilaku politik identitas.
Namun, tidak semua masyarakat mengetahui apa yang disebut sebagai politik identitas.
Ada juga yang beranggapan bahwa politik identitas bisa menghambat proses demokrasi di Indoensia.
BACA JUGA: Survei Capres Akhir Tahun; Eletabilitas Prabowo Paling Moncer, Tapi Duet Ganjar-Erick Thoir Unggul
Bahkan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa politik identitas masih menjadi tantangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
"Tentunya yang masih membebaskan saat ini tanpa kita sadari, saat itu terjadi kondisi munculnya politik identitas," ujar Sigit di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Desember 2022.
Menurut Sigit. kemunculan politik identitas menjadi tantangan.
"Jadi ancaman yang saat ini masih kita rasakan. Oleh karena itu, ini menjadi komitmen bahwa tidak boleh terulang kembali di tahun 2024," tegas dia.
BACA JUGA: Amoeba Pemakan Otak Serang Korsel, 1 Orang Tewas
Pelaksanaan Pemilu 2024, kata Sigit, tergantung langkah masyarakat.
Sebab saat ini, kata dia, masyarakat berada di posisi persimpangan.
"Karena apa? Kita ada di posisi persimpangan, apakah kita mau maju, kita tetap jalan di tempat atau bahkan mundur ke belakang, tentunya kita terus mendorong, agar masing-masing calon nanti saling adu program," tandas Sigit.
Pemilu yang lebih baik, sambung Sigit, yakni dengan menonjolkan program-program yang menarik.
BACA JUGA: Mau Dapat Saldo DANA Gratis Rp600 Ribu? Cek Caranya di Sini, Sudah Terbukti Membayar
"Jadi ide-ide visi misi yang tentunya menarik, dan kemudian membuat masyarakat memilih itu harus ditonjolkan, dibanding dengan cara-cara yang justru membawa kita ke kemunduran," kata Sigit.