Pemerintah Hati-hati Hadapi Ketidakpastian Global

Pemerintah Hati-hati Hadapi Ketidakpastian Global

Menko Airlangga Hartarto di Kompas100 CEO Forum ke-13, Foto: ekon.go.id--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kondisi perekonomian dunia saat ini masih dibayangi dengan ketidakpastian serta ancaman resesi global pada tahun 2023.

Hal ini dipengaruhi oleh belum berakhirnya pandemi Covid-19, eskalasi konflik geopolitik, tekanan inflasi, pengetatan likuditas global, serta dampak perubahan iklim.

Berbagai skenario dari lembaga internasional juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi pada kisaran 2,8%-3,2% (yoy) untuk tahun 2022 dan kembali terkoreksi pada kisaran 2,3%-2,8% (yoy) untuk tahun 2023.

BACA JUGA:Menko Airlangga Minta Rantai Pasok Industri Pangan Dijaga

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap mampu mencatatkan kinerja impresif hingga triwulan III-2022 yakni sebesar 5,72% (yoy) atau 1,81% (qtq).

Kondisi ini ditunjang dengan pulihnya berbagai sektor utama serta kinerja leading indicators, baik konsumsi maupun produksi, yang masih tumbuh positif dan lebih baik dibanding beberapa negara lain.

Dalam Kompas100 CEO Forum ke-13 yang digelar di Istana Negara, Kamis (2/12), Presiden Joko Widodo mengajak seluruh rakyat optimis dalam menghadapi ekonomi ke depan.

Potensi besar Indonesia dalam sumber daya alam, sumber daya manusia, pasar Indonesia dan ASEAN, serta letak strategis Indonesia merupakan bekal penting dalam membangun strategi ekonomi negara.

BACA JUGA:Menko Airlangga Bicara soal Upaya Pemerintah Dorong Lebih Banyak Lapangan Kerja

“Saya mau garis bawahi bahwa sebetulnya mengorkestrasi ekonomi Indonesia adalah stabilisasi fiskal, moneter, dan sektor riil," kata Menko Airlangga Hartarto.

"Jadi kalau tiga itu bisa semuanya dalam harmoni, ekonomi kita akan tahan,” sambungnya pada kesempatan tersebut.

Neraca Perdagangan Indonesia yang surplus selama 30 bulan berturut-turut tetap perlu diwaspadai, karena sangat bergantung pada tingkat permintaan global dan harga komoditas ekspor ke depan.

Kondisi perekonomian di China dan negara-negara Eropa saat ini juga menjadi hal yang harus terus mendapatkan perhatian.

BACA JUGA:Berhasil Realisasi TKDN di Atas Target, Menko Airlangga Terus Dukung PLN Serap Produk Dalam Negeri

Kondisi inflasi yang sempat dipicu oleh kenaikan harga BBM di bulan September lalu, relatif telah terkendali dan turun menjadi 5,42% di bulan November.

Tingkat inflasi Indonesia juga terhitung lebih baik dari banyak negara lainnya seperti United Kingdom (11,1%), Uni Eropa (10%), dan Amerika Serikat (7,7%).

“Artinya dengan tantangan yang sama, Indonesia bisa mengelola lebih baik angka-angka tersebut, walaupun di Indonesia kenaikan harga energi “dibeli” oleh Pemerintah. Yang di past through ke publik itu terbatas,” ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga juga mendorong agar target investasi senilai Rp1.400 triliun pada tahun depan dapat direalisasikan.

BACA JUGA:Menko Airlangga: Sektor Otomotif Dukung Era Elektrifikasi, Masa Depan Sistem Transportasi Indonesia

Hal ini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional yang saat ini juga mendapat tekanan dari adanya depresiasi rupiah terhadap dollar AS, kenaikan suku bunga di negara maju, dan perlambatan pertumbuhan pada sektor manufaktur.

Dengan berbagai kondisi perekonomian global tersebut, Pemerintah telah merespons dengan berbagai kebijakan secara terukur dan penuh kehati-hatian.

Diantaranya dengan melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM, penyesuaian tingkat upah pekerja, serta melanjutkan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja.

“Tentu bagi pengusaha salah satu cara mencari jalan keluar adalah melakukan peningkatan produktivitas. Kalau produktivitas dan efisiensi ditingkatkan, tentu kenaikan dari upah ini bisa dikompensasi".

Dan ingat, kenaikan upah ini yang pertama dari 3 tahun, tidak terjadi dalam 2 tahun terakhir. Sehingga tentunya ini  sudah waktunya. Tenaga kerja harus  kita apresiasi karena sudah berjuang bersama dan sudah mempunyai punya resiliensi yang tinggi,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM, Menteri Keuangan, Sekretaris Kabinet, Kepala Daerah, CEO Kompas Gramedia, dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas. (ltg/fsr)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: