Tingkat inflasi Indonesia juga terhitung lebih baik dari banyak negara lainnya seperti United Kingdom (11,1%), Uni Eropa (10%), dan Amerika Serikat (7,7%).
“Artinya dengan tantangan yang sama, Indonesia bisa mengelola lebih baik angka-angka tersebut, walaupun di Indonesia kenaikan harga energi “dibeli” oleh Pemerintah. Yang di past through ke publik itu terbatas,” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga mendorong agar target investasi senilai Rp1.400 triliun pada tahun depan dapat direalisasikan.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Sektor Otomotif Dukung Era Elektrifikasi, Masa Depan Sistem Transportasi Indonesia
Hal ini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional yang saat ini juga mendapat tekanan dari adanya depresiasi rupiah terhadap dollar AS, kenaikan suku bunga di negara maju, dan perlambatan pertumbuhan pada sektor manufaktur.
Dengan berbagai kondisi perekonomian global tersebut, Pemerintah telah merespons dengan berbagai kebijakan secara terukur dan penuh kehati-hatian.
Diantaranya dengan melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM, penyesuaian tingkat upah pekerja, serta melanjutkan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja.
“Tentu bagi pengusaha salah satu cara mencari jalan keluar adalah melakukan peningkatan produktivitas. Kalau produktivitas dan efisiensi ditingkatkan, tentu kenaikan dari upah ini bisa dikompensasi".
Dan ingat, kenaikan upah ini yang pertama dari 3 tahun, tidak terjadi dalam 2 tahun terakhir. Sehingga tentunya ini sudah waktunya. Tenaga kerja harus kita apresiasi karena sudah berjuang bersama dan sudah mempunyai punya resiliensi yang tinggi,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM, Menteri Keuangan, Sekretaris Kabinet, Kepala Daerah, CEO Kompas Gramedia, dan Pemimpin Redaksi Harian Kompas. (ltg/fsr)