Isolasi Terapung Jadi Solusi Penanganan Covid Ditengah Keterbatasan RS

Isolasi Terapung Jadi Solusi Penanganan Covid Ditengah Keterbatasan RS

JAKARTA - Penggunaan kapal sebagai sarana isolasi terpadu merupakan suatu terobosan untuk percepatan penanganan covid-19, ditengah keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan di daerah. 


Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, R Agus H Purnomo memastikan, Kemenhub terus berkomitmen mendukung percepatan penanganan Covid-19,  salah satunya dengan membantu penyediaan kapal isolasi terpadu (Isoter) di sejumlah daerah. 

"Kami minta Pemda harus proaktif. Kita dukung penuh supaya manfaatnya bisa dirasakan. Kami dukung supaya program isolasi terpusat terapung ini bisa berjalan baik," kata Agus dalam webinar Forwahub, Kamis (19/8). 

Tangkapan layar Zoom, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, R. Agus Hartono


Agus memastikan, pihaknya siap mendukung daerah-daerah lain yang juga membutuhkan layanan isoter dalam penanganan Covid-19 di wilayah mereka.

"Untuk daerah lain sedang disiapkan. Mungkin besok sudah siap bagaimana menyiapkan manajemen di kapal dan di darat dan (aspek) pendukungnya," ujarnya.

Ia mengungkap, setidaknya ada beberapa daerah yang tengah mempersiapkan prasarana isoter dengan konsep terapung. Ia menyebut beberapa daerah sudah dalam tahap persiapan diantaranya Belawan, Bitung, Minahasa Utara, Sorong, dan Jayapura.

"Dalam waktu dekat lagi ada di Babel (Bangka-Belitung)," kata Agus.


Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Mugen Sartoto menjelaskan, penggunaan kapal sebagai tempat isoter pertama kali diusulkan oleh Pemerintah Kota Makassar, yang kemudian mendapat dukungan penuh oleh Pemerintah Pusat melalui Kemenhub.

Dia mengatakan, KM Umsini telah resmi digunakan menjadi tempat isolasi apung terpadu yang dapat menampung hingga 785 pasien Covid-19 OTG (orang tanpa gejala) dan gejala ringan, sejak Senin 2 Agustus 2021.

Disusul nantinya KM. Tatamailau dengan kapasitas 458 bed (448 bed untuk pasien dan 10 bed untuk nakes), yang akan ditempatkan di Pelabuhan Bitung untuk melayani Masyarakat Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara.

Kemudian KM. Bukit Raya dengan kapasitas 463 bed (450 bed untuk pasien dan 13 bed untuk nakes), yang akan ditempatkan di Pelabuhan Belawan Kota Medan. 
Selanjutnya ada pula KM. Sirimau dengan kapasitas 460 bed (449 bed untuk pasien dan 11 bed untuk nakes), yang akan ditempatkan di Pelabuhan Sorong untuk melayani Masyarakat Kota Sorong.

Selanjutnya KM. Tidar dengan kapasitas 929 bed (873 bed untuk pasien dan 56 bed untuk nakes), yang akan ditempatkan di Pelabuhan Jayapura untuk melayani Masyarakat Kota Jayapura.

Keenam, KM Lawit dengan kapasitas 437 bed (419 bed untuk pasien dan 18 bed untuk nakes), yang ditempatkan di Lampung.

"Tiap-tiap tempat tidur antar pasien isolasi mandiri telah diberikan sekat (recovery capsule) dengan pemisahan berdasarkan jenis kelamin," ungkapnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: