Pakar Keamanan Siber Ungkap Peretasan Redaksi Narasi, Ternyata Lewat...

Pakar Keamanan Siber Ungkap Peretasan Redaksi Narasi, Ternyata Lewat...

Hacker, Peretas, Pencurian Data | Image oleh Tumisu dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Modus peretasan dan pengambilalihan nomor seluler sejumlah awak redaksi Narasi diungkap Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC Pratama Persadha.

Pratama mengungkapkan, peretasan antara lain dengan malware (perangkat lunak berbahaya) dan mengakses kode verifikasi sekali pakai OTP.

BACA JUGA:Buntut Penganiayaan Sopir Truk di Depok oleh Tajudin Tabri, Golkar Bentuk Tim Investigasi

Pakar keamanan siber itu mengatakan, peretasan tersebut bisa dengan cara mengakses one time password (OTP) atau sistem pengamanan akun berupa kata sandi (password) yang bersifat sekali pakai.

Pratama menjelaskan cara mengakses OTP melalui beberapa cara, yakni: pertama, dengan memalsukan identitas, lalu membuat SIM card di provider; kedua, mengakses OTP lewat akses provider telekomunikasi.

Secara teknis, kata dia, memang memungkinkan tindakan peretasan ke sejumlah aset digital seseorang, seperti media sosial dan aplikasi pesan instan. 

Adapun cara paling mudah adalah memalsukan dokumen kartu tanda penduduk (KTP) dan datang ke kantor cabang provider telekomunikasi untuk meminta pergantian SIM card.

BACA JUGA:Kabar Terbaru Kasus Meme Stupa Candi Borobudur Roy Suryo, Paling Lambat 3 Oktober

"Mereka bisa mengaku sebagai pemilik nomor dengan memalsukan KTP sesuai dengan registrasi terdaftar tadi. Ini sangat memungkinkan karena ada data bocor registrasi SIM card sebelumnya, jadi bisa digunakan," katanya dikutip dari Antara, Senin 26 September 2022.

Selain itu, lanjutnya, pelaku peretasan juga bisa melakukan akses terhadap OTP provider telekomunikasi dengan bantuan layanan pihak ketiga. 

Adapun tujuannya ialah untuk memperoleh OTP yang dikirimkan setelah ada permintaan (request) dari aplikasi.

Dengan demikian, katanya, pelaku tidak perlu mengirimkan pesan penipuan untuk meminta OTP kepada target. Hal ini sering dilakukan oleh para penipu dengan mengaku  sebagai kasir minimarket dan meminta OTP.

BACA JUGA:Kata Kuasa Hukum, Lukas Enembe Masih Sakit Belum Bisa Diperiksa KPK

Pratama mengaku pernah menjadi korban peretasan Telegram dan WhatsApp. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: