Pemkot Tangerang Bakal Gunakan Teknologi Bioenergi Pada Sistem Pertanian, Berikut Keunggulannya

Pemkot Tangerang Bakal Gunakan Teknologi Bioenergi Pada Sistem Pertanian, Berikut Keunggulannya

Sosialisasi Teknologi Bioenergi Kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kota Tangerang, Banten-Rikhi Ferdian-fin.co.id

TANGERANG, FIN.CO.ID - Pemerintah Kota (pemkot) Tangerang melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) bakal menerapkan teknologi Bioenergi pada sistem pertanian terpadu di wilayahnya. 

Teknologi Bioenergi tersebut kini mulai disosialisasikan Pemkot Tangerang khususnya kepada kelompok wanita tani (KWT) yang ada di daerah itu. 

Konsultan Ketahanan Pangan dan Lingkungan DKP Kota Tangerang, Tubagus Perak mengatakan, Bioenergi adalah teknologi terbarukan untuk penerapan pertanian terpadu, khususnya untuk penerapan moleculer farming.

(BACA JUGA:Pengumuman! Mulai Hari Ini Naik Bus Tayo dan Angkutan Si Benteng Pemkot Tangerang Gratis)

(BACA JUGA:Pemkot Tangerang Matangkan Skema Pendataan Penerima Bansos Dampak Inflasi dan Kenaikan BBM)

(BACA JUGA:Patut Ditiru, Jurus Pemkot Tangerang Atasi Dampak Kenaikan BBM di Masyarakat)

"Ini terbentuk karakternya dari sebuah implan organik yang saya kloning dari beberapa media pohon," jelas Tubagus saat mensosialisasikan Bioenergi kepada KWT Kota Tangerang, Rabu 14 September 2022. 

"(Bioenergi) menghasilkan liquid yang saya buat untuk merekayasa tanah, air, dan untuk menstimulus pertumbuhan stomata," imbuhnya.

Teknologi Bioenergi tersebut nantinya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas dari hasil panen sayur-mayur yang diproduksi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT).

(BACA JUGA:Pemkot Tangerang Gelar Virtual Job Fair Edisi Kemerdekaan, Pencaker Luar Kota Boleh Ikut)

(BACA JUGA:Pemkot Tangerang Kasih Diskon PBB 77 Persen dan Penghapusan Sanksi PBB hingga 31 Agustus )

Yang mana, menurut dia, selain dapat meningkatkan kualitas buah dan sayuran menjadi lebih baik lagi, proses panen pun dapat lebih cepat daripada cara bertani konvensional.

"Hasil panen baik buah maupun sayuran akan lebih bagus kualitasnya daripada hasil bertani yang konvensional," ujarnya.

"Saya juga sudah pernah mencoba untuk di tanaman jagung dan padi, hasil panennya bisa didapatkan lebih cepat dua bulan," lanjutnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: