Nelayan Kepulauan Riau Butuh BLT, Hanya Bisa Melaut 16 Hari Gara-gara Kenaikan Harga BBM

Nelayan Kepulauan Riau Butuh BLT, Hanya Bisa Melaut 16 Hari Gara-gara Kenaikan Harga BBM

Ilustrasi Kapal Nelayan --

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kenaikan harga BBM bersubsidi mempengaruhi sektor pangan komoditas bahari di Kepulauan Riau (Kepri).

Pasalnya, waktu untuk nelayan mencari ikan di laut mengalami kemerosotan lantaran tak sanggup penuhi kebutuhan membeli BBM.

Kondisi demikian tentunya membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, agar persoalan tersebut tidak berkepanjangan.

(BACA JUGA:Luncurkan Program Solar untuk Koperasi Nelayan, Erick Thohir: Wujud Solusi Pemerintah Hadir untuk Rakyat)

"Disampaikan Gubernur Kepri, karena kenaikan harga BBM, sehingga pelaut atau para nelayan, mereka yang biasanya turun sampai 28 hari, sekarang tinggal 16 hari," ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara, Jumat (9/9/2022). 

Ketidakmampuan untuk pengadaan bahan bakar para nelayan ini, sambung dia, menjadi tanggung jawab bersama-sama.

Menurut Amir, peran dari pemerintah pusat untuk segera menurunkan atau menyalurkan subsidi-subsidi energi dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT), kepada nelayan terdampak sangat dibutuhkan.

(BACA JUGA:Harga BBM akan Naik, Anggota DPR: Nelayan dan Petani Makin Susah)

Mengingat operasional di laut nantinya akan berdampak pada ikan tangkapan yang dihasilkan di daerahnya.

Jangan sampai, kata dia, hasil tangkapan ikan tidak terkendali akibat ketidakmampuan nelayan untuk melaut. 

Sementara itu, ada persoalan lain terkait jumlah penerima BLT di Kepri.

Data yang menjadi masalah nasional ini belum juga terpecahkan. 

(BACA JUGA:Waduh 1.000 Liter Solar Subsidi untuk Nelayan Malah buat Alat Berat, Akhirnya Disita Polda Bengkulu )

Dari data penerima BLT tersebut, tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Darul Fatah

Tentang Penulis

Sumber: