Sektor Transportasi Tak Dapat Mengelak

Sektor Transportasi Tak Dapat Mengelak

Ilustrasi - Sejumlah penumpang yang ingin mudik lebaran di Terminal Kalideres, Jakarta Barat.--

JAKARTA,FIN.CO.ID - Anggota DPR RI Toriq Hidayat meyakini bahwa kenaikan harga BBM sejak Sabtu 3 September kemarin akan berdampak signifikan pada sektor transportasi. 

Karena baik angkutan penumpang maupun barang tak bisa mengelak menaikkan tarif setelah harga BBM naik.

(BACA JUGA:BLT BBM Bisa Membuat Rakyat Candu)

Sektor transportasi akan menjadi sektor yang paling cepat terdampak dengan adanya kenaikan harga BBM, yaitu naiknya tarif. 

Akibatnya masyarakat harus membayar lebih mahal untuk naik angkutan umum, ataupun kirim barang. 

"Kami, sangat prihatin, padahal kondisi ekonomi rakyat belum pulih sepenuhnya,” ujar Politisi asal Fraksi PKS, Selasa 6 September 2022.

Toriq menuturkan, kenaikan harga BBM subsidi yang terjadi pada Pertalite dari Rp 7.650 per liter jadi Rp 10.000 ribu per liter dan solar subsidi dari Rp 5.150 per liter jadi Rp 6.800 per liter akan memicu kenaikan tarif angkot, Bus dalam kota dan antar kota, ojol dan taksol, serta jasa angkutan pengiriman barang.

(BACA JUGA:Gegara Temani Luhut ke Bantargebang, Plt Wali Kota Bekasi Akui Terlambat Temui Pendemo Tolak Naiknya BBM)

“Dari pantauan tim kami di lapangan, tarif angkot dan bus dalam kota naik Rp 2.000.  Lalu Bus antar kota dan jasa angkutan barang diperkirakan akan menaikan harga dalam kisaran 25 % dari tarif sebelumnya demikian juga angkutan online. Hal ini akan menimbulkan efek domino kenaikan harga di sektor lainnya,” tuturnya.

Toriq memastikan bahwa kenaikan tarif sektor transportasi akan diikuti dengan reaksi berantai kenaikan sektor lainnya terutama yang langsung berhubungan dengan rakyat. 

Beberapa waktu yang lalu, rakyat terpukul kenaikan harga minyak goreng. Belum selesai harga minyak goreng melonjak, harga telur meroket. Rumah tangga di seluruh Indonesia akan semakin terpukul dengan kenaikan BBM bersubsidi.

“Kenaikan harga BBM bersubsidi memperlihatkan kebijakan pemerintah saat ini tidak berempati dengan kondisi rakyat kecil. Akan banyak masyarakat yang masuk ke angka garis kemiskinan. Itu sebabnya kami dari fraksi PKS, tegas menolak kenaikan harga BBM dalam kondisi seperti ini,” tutupnya.

 Program pemberian bantuan langsung tunai (BLT) karena naiknya BBM dinilai dapat membuat warga yang menjadi penerima dapat mengalami ketergantungan kepada pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Pengamat Ekonomi Regional dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), James Adam.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: