Inflasi Tinggi Amerika Seret Rupiah Makin Rendah

Inflasi Tinggi Amerika Seret Rupiah Makin Rendah

Ilustrasi Rupiah. FOTO: Mohamad Trilaksono - Pixabay --

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS, karena makin menguatnya prospek kenaikan Fed Fund Rate dan tingginya inflasi Eropa pada Agustus 2022.

Mengutip data Bloomberg, Kamis 1 September 2022 pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.882 per dolar AS, melemah 40 poin atau 0,27 persen apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot kemarin 31 Agustus 2022, di level Rp14.842 per dolar AS.

(BACA JUGA:Alasan Harga Pertalite Belum Naik Hari Ini, Jokowi: Dikalkulasi Dengan Hati-hati)

(BACA JUGA:Miris, Bocah Korban Kecelakaan Truk Kontainer di Kranji Meninggal di Hari Ulang Tahunnya)

Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, indeks dolar AS menguat pada Kamis. Penyebabnya adalah rilis ketenagakerjaan ADP hari Rabu kemarin menunjukkan perlambatan dalam laju perekrutan di sektor swasta AS pada Agustus, tetapi kenaikan 132.000 masih merupakan angka yang sehat.

Laporan JOLTS sebelumnya tentang lowongan pekerjaan menunjukkan kekuatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja. 

"Ini membuat ekspektasi kenaikan suku bunga acuan the Fed semakin besar sejak pernyataan sejak Ketua Fed Jerome Powell pekan lalu di Jakcson Hole," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis Sore.

Sebelumnya Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester menyatakan pada Rabu kemarin bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga acuannya di atas 4 persen pada awal tahun depan, dari kisaran target saat ini 2,25 persen-2,5 persen, dan membiarkannya di sana untuk beberapa waktu. Tujuannya untuk membantu menurunkan inflasi AS.

(BACA JUGA:Viral Pria Diduga ODGJ Ngamuk di Tengah Jalan di Bali, Bawa Sajam dan Tusuk Pengendara Motor)

(BACA JUGA:Viral Oknum Polisi di Jakbar Suruh Wartawan Bicara Dengan Pohon, Netizen Beri Komentar Menohok)

Faktor kedua, inflasi zona Euro naik ke rekor tertinggi menjadi 9,1 persen pada Agustus 2022. Data yang dirilis pada hari Rabu kemarin semakin memperkuat peluang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa lebih besar lagi untuk menjinakkannya.

"Pasar telah memperkirakan sekitar 40 persen kemungkinan ECB akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin minggu depan, bahkan ketika risiko resesi yang menyakitkan meningkat seiring dengan kenaikan harga gas," pungkas Ibrahim.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: