JAKARTA, FIN.CO.ID- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, Suharso Monoarfa telah meminta maaf atas ucapannya yang menyinggung 'Kiai Amplop'.
Adapun pernyataan ini dikecam sejumlah pihak terutama dari kalangan Nahdatul Ulama dan pihak pesantern.
Menurut Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin, permintaan maaf dari Suharso Monoarfa merupakan permohonan maaf yang tulus.
"Kita harus apresiasi karena meminta maaf sesungguhnya tidak mudah untuk seorang pemimpin," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.
Menurut Ujang, yang terjadi pada Suharso merupakan salah satu konsekuensi dari politik. Namun, seharusnya itu hanya menjadi konsumsi internal, dan tidak tersebar ke publik.
(BACA JUGA: Singgung 'Kiai Amplop,' Kader PPP Desak Suharso Monoarfa Mundur dari Jabatan Ketum)
(BACA JUGA:Suharso Monoarfa Singgung Kiai 'Amplop', Gus Miftah Murka: Maksud Anda Apa?)
Ia mengatakan sikap yang ditampilkan Suharso memperlihatkan bagian dari tanggung jawab seseorang atas kesalahannya. Mengakui kesalahan kemudian minta maaf merupakan tanda dan sikap pemimpin yang tulus.
"Jika kita perhatikan, caranya terlihat menyesal karena tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan atau niatnya tidak seperti itu," kata dia.
Bahkan, mimik, bahasa tubuh, dan intonasi kata-kata Suharso dinilainya menunjukkan penyesalan atau ekspresi yang penuh ketulusan dalam menyampaikan permintaan maaf.
Sikap tersebut, katanya, tentu saja menunjukkan adanya integritas seorang pemimpin yang berguna dalam organisasi agar semakin berkembang dan kompetitif sehingga pemimpin yang berjiwa demikian layak menjadi panutan bagi anggota organisasi.
"Ketika seorang pemimpin berani meminta maaf, maka dia akan meningkatkan kepercayaan serta respek orang lain terhadapnya," ujarnya.
(BACA JUGA: Suharso Singgung Kiai di Ponpes Sering Minta 'Amplop', PPP Minta Maaf)
(BACA JUGA:KPK Proses Laporan Dugaan Gratifikasi Suharso Monoarfa, Pelapor Diminta Sertakan Bukti Pendukung)
Suharso Minta Maaf