Nasional

Suharso Singgung Kiai di Ponpes Sering Minta 'Amplop', PPP Minta Maaf

fin.co.id - 18/08/2022, 20:57 WIB

Suharso Monoarfa. (Dok PPP)

JAKARTA, FIN.CO.ID-  Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, Suharso Monoarfa jadi sorotan lantaran menyinggung soal kiai di Pondok Pesantren yang sering meminta 'amplop' jika ada pejabat yang berkunjung. 

Suharso Monoarfa menyampaikan hal itu dalam 'Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP)' di Gedung ACLC KPK, Jakarta, pada 15 Agustus kemarin.

Suharso menceritakan pengalaman dimintai 'amplop' oleh kiai bermula ketika dia menjabat Plt Ketum PPP.

(BACA JUGA: Fraksi PPP Usul Amandemen UU 1945!)

(BACA JUGA:KPK Proses Laporan Dugaan Gratifikasi Suharso Monoarfa, Pelapor Diminta Sertakan Bukti Pendukung)

"Saya akan mulai dari satu cerita. Ketika saya kemudian menjadi plt ketua umum, saya mesti bertandang pada beberapa kiai besar, pada pondok pesantren besar. Ini demi Allah dan Rasul-Nya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan lalu saya pergi begitu saja," kata Suharso.

Suharso tidak jelas menyebut nama kiai siapa dan nama Pondok Pesantren, namun dia mengatakan, dirinya diminta untuk memberikan sesuatu ke kiai usai berkunjung. 

"Ya saya minta, apa, didoain, kemudian saya jalan. Tak lama kemudian, saya dikirimi pesan, di-WhatsApp, 'Pak Plt, tadi ninggali apa nggak untuk kiai?'" ujarnya.

Suharso kemudian menanyakan balik maksud 'ninggali' usai bertemu kiai. Dia menyangka ada barangnya yang tertinggal di lokasi tersebut. 

(BACA JUGA: Suharso: PPP, Golkar, dan PAN Ingin Main Politik Cantik)

(BACA JUGA:Ditunjuk jadi Plt Ketum PPP, Suharso akan Mundur dari Wantimpres)

"Maka sampailah dalam, setelah keliling itu ketemu, lalu dibilang pada saya, 'Gini Pak Plt, kalau datang ke beliau-beliau itu, mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah saya nggak bawa. Tanda matanya apa? Sarung, peci, Qur'an atau apa? 'Kayak nggak ngerti aja Pak Harso ini'. Gitu. Then I have to provide that one. Everywhere," kata Suharso.

Suharso menyebut fenomena ini masih terjadi hingga saat ini. Menurutnya. jika sehabis pertemuan tidak ada amplop, itu terasa hambar. Suharso mengaku tengah membenahi hal ini.

"Dan setiap ketemu, Pak, ndak bisa, Pak, bahkan sampai hari ini. Kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya itu nggak ada amplopnya, Pak, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. This is the real problem that we are fixing today," ujar dia.

(BACA JUGA: PPP Klaim Jokowi Berikan Dukungan ke Ganjar dan Prabowo untuk Capres 2024)

Admin
Penulis
-->