Dalam Perceraian, Siapa yang Lebih Berani Jadi Inisiator, Suami atau Istri?

Dalam Perceraian, Siapa yang Lebih Berani Jadi Inisiator, Suami atau Istri?

Perceraian, Cerai, Image oleh mohamed Hassan dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Taukah Anda jika ketika bicara masalah hancurnya sebuah hubungan rumah tangga, dalam hal ini perceraian, kaum wanita lebih punya sikap jika dibandingkan kaum pria.

Menurut sebuah survei gabungan yang dilakukan Men’s Health dan Women’s Health, ditemukan bahwa dari 1.400 partisipan, 53 persen di antaranya kaum wanita bertindak inisiator sebuah perceraian.

Ya, menurut kaum wanita yang terlibat dalam survei itu, alasan mengapa mereka lebih berani Dalam Perceraian, Siapa yang Lebih Berani Jadi Inisiator, Pria atau Wanita?dalam mengambil keputusan dalam bercerai, ada hubungannya dengan fantasi bercerai dari pasangan hidup mereka.

(BACA JUGA:Sedih, Istri Setiap Malam Tunggu Suami Pulang Kerja, Ternyata Sudah Cerai, tapi Istrinya Gak Pernah Inget)

Survei ini ternyata juga sejalan dengan temuan studi peneliti dari Standford University, yang mengklaim bahwa 69 persen perceraian yang mereka pelajari, dimulai dari pihak wanita atau istri.

Sementara itu menurut Prevention, 40 persen pernikahan itu berujung dengan perceraian. Dan bahwa mereka yang pernah gagal dalam pernikahan, juga bisa mengalaminya kembali setelah kembali menikah.

Adapun beberapa alasan mengapa orang memutuskan bercerai adalah sebagai berikut:

1. Masalah kepercayaan
Kepercayaan adalah yang paling sulit dibangun dalam kehidupan berumah tangga. Tanpanya, sebuah hubungan pernihkan hanya akan diwarnai dengan kecurigaan dan keraguan terhadap pasangan hidup.

2. Kecurigaan
Di saat masalah kepercayaan dapat menyebabkan masalah dalam rumah tangga, dianggap tidak setia oleh pasangan adalah yang tersulit untuk dilewati. Mulai dari masalah emosional dan kesenangan fisik, dianggap tidak setia oleh pasangan cenderung menghancurkan sebagian besar dari sebuah hubungan itu sendiri.

3. Masalah komunikasi
Banyak pasangan yang berjuang dalam masalah komunikasi. Gagal berkomunikasi dengan pasangan sama saja anda tinggal dengan teman sekamar ketimbang pasangan hidup. Jika terus terjadi, anda akan merasakan terisolasi dan kesepian dan mencari keintiman emosional dari tempat lain.

4. Kurangnya keseimbangan
Ketidakseimbangan sering terjadi ketika salah satu dari pasangan atau keduanya gagal untuk memprioritaskan hubungan mereka. Ketika hal ini terus berlanjut, salah satu dari pasangan akan merasa disia-siakan, tidak dianggap dan merasa tidak berarti bagi pasangan lain.

5. Tidak cocok
Memiliki perbedaan dalam sebuah hubungan kadang memiliki daya tarik tersendiri, namun jika terlalu berbeda sulit untuk mempertahankan sebuah hubungan dalam posisi yang nyaman dan dalam waktu yang lama.

6. Kekerasan
Prilaku kasar seperti suka marah-marah, tidak menghormati pasangan dan diam seribu bahasa dalam menghadapi persoalan tidak membuat pernikan hancur dengan mudah, namun lama kelamaan, ketidakmampuan dalam menghormati cara berpikir, kepercayaan dan perasaan pasangan anda dapat menghancurkan keintiman dalam sebuah hubungan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: