5 Hal Ini Bikin Harga Batu Bara Melonjak Setinggi Langit, Bisa Tembus di Atas USD400 Per Ton

5 Hal Ini Bikin Harga Batu Bara Melonjak Setinggi Langit, Bisa Tembus di Atas USD400 Per Ton

Ilustrasi - Penambangan--PLN

JAKARTA, FIN.CO.ID - Bergejolaknya harga batu bara pada tahun 2022 telah menimbulkan krisis multi-dimensi di beberapa negara. 

Batu bara yang diharapkan untuk dikurangi penggunaannya baik untuk pembangkit listrik (thermal coal) maupun untuk industri pengolahan mineral (coking coal), malah semakin tinggi kebutuhannya. 

(BACA JUGA:Harga Emas Dunia Jatuh ke Level Terendah Lebih Dari 9 Bulan, Imbas Penguatan Dolar AS)

Hal ini tentu akan memberikan dampak terhadap usaha untuk mengurangi emisi gas buang akibat penggunaan batu bara ini.

Harga batu bara untuk kalori 6000 kcal/kg NAR, FOB di Newcastle Australia misalnya, sudah diatas USD 400 per ton untuk pengiriman quarter ketiga tahun ini. 

Bandingkan dengan harga rata-rata pada tahun 2020 untuk kalori yang sama yang hanya USD 60 per ton. Naik sekitar 7 kali lipat. 

Dapat dibayangkan ongkos yang ditanggung oleh pembeli batu bara, kemudian diteruskan ke konsumen lewat naiknya harga energi yang berakibat pada inflasi di negara tersebut.

(BACA JUGA:Resesi Global Menghantui, Harga Minyak Dunia Turun Lagi ke Kisaran USD 100 Per Barel)

Lalu, kenapa harga batu bara naiknya bisa setinggi ini? 

Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, tidak ada satu pihak, baik individu, perusahaan dan negara di dunia yang bisa memastikan harga batu bara akan berada di level berapa. 

Namun ada beberapa faktor yang bisa menjadi petunjuk kenapa harga batubara dunia sangat mahal di tahun 2022 ini.

Menurut Arcandra Tahar, setidaknya ada 5 penyebab kenaikan harga batu bara di dunia asaat ini, sebagaimana dia sampaikan dalam postingan di akun Instagram @arcandra.tahar sebagai berikut:

(BACA JUGA:Ternyata Karyawan ACT Kirim Uang ke Negara Berisiko Pendanaan Terorisme, Totalnya Mencapai 1,7 M)

Pertama, India sebagai salah satu negara pengimpor batubara terbesar di dunia mengalami kenaikan kebutuhan listrik pada tahun ini. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: