Resesi Global Menghantui, Harga Minyak Dunia Turun Lagi ke Kisaran USD 100 Per Barel

Resesi Global Menghantui, Harga Minyak Dunia Turun Lagi ke Kisaran USD 100 Per Barel

Ilustrasi, harga minyak dunia-Pertamina-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Resesi global menghantui sebagai imbas dari lonjakan inflasi yang terjadi di Eropa dan Amerika, ditambah juga kekhawatiran yang kembali memuncak, imbas kenaikan kasus COVID-19 di China yang membuat negara tersebut melakukan penguncian alias lockdown.

Kondisi tersebut membuat pasar bergejolak hingga menyebabkan harga minyak dunia turun hingga 2 persen, menuju level terendah dalam 12 pekan terakhir. 

(BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Merosot Hingga 9 Persen, Resesi Global dan Lockdown China Bikin Gelisah )

Resesi global menghantui akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap;rendahnya permintaan pasokan energi, meski di sisi lain, berkurangnya output minyak dan gas dari Rusia akibat sanksi Amerika dan Barat, mengimbangi kekhawatiran permintaan tersebut.

Mengutip laporan Reuters, Rabu 6 Juli 2022 atau Kamis 7 Juli 2022 dini hari WIB, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September, patokan internasional, ditutup anjlok USD2,08, atau 2,0 persen, menjadi USD100,69 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), turun 97 sen, atau 1,0 persen, menjadi menetap di posisi USD98,53 per barel.

Kedua  benchmark  itu ditutup pada level terendah sejak 11 April, di wilayah jenuh jual secara teknikal untuk hari kedua berturut-turut.

(BACA JUGA:Dolar Amerika Anjlok, Harga Emas Hari Ini Naik)

Minyak solar berjangka Amerika juga melemah lebih dari 5 persen.

Perdagangan bergejolak, dengan kedua patokan minyak mentah melesat lebih dari USD2 per barel di awal sesi, didorong kekhawatiran pasokan, dan anjlok lebih dari USD4 per barel pada sesi terendahnya. 

Minyak mentah berjangka sangat fluktuatif selama beberapa bulan.

Selasa, harga minyak WTI melemah 8 persen, sementara Brent terkoreksi 9 persen, penurunan USD10,73 yang merupakan terbesar ketiga bagi kontrak tersebut sejak mulai diperdagangkan pada tahun 1988. Penurunan terbesarnya adalah USD16,84 pada Maret lalu.

(BACA JUGA:Cek Disini, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak)

Analis Goldman Sachs dan UBS mengatakan harga minyak tersungkur karena kekhawatiran resesi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: