Rupiah Melemah, Dolar AS Diprediksi Bergerak Lebih Jauh

Rupiah Melemah, Dolar AS Diprediksi Bergerak Lebih Jauh

Uang Dollar. (pixabay)--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Jelang akhir pekan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah tertekan dengan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS). 

Rupiah ditutup dengan turun 57 poin atau 0,39 persen ke posisi Rp14.825 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.

(BACA JUGA:Minyak Goreng Curah Di Kota Bekasi Sepi Peminat, Warga Pilih Migor Kemasan)

"Dolar AS telah didukung oleh bantuan ganda dari sikap hawkish Bank Sentral AS, The Fed dan goyangan dalam ekonomi global," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022.

Kendati begitu Ibrahim menilai tidak ada tanda-tanda bahwa salah satu dari kondisi ini sedang bersiap untuk pembalikan, sehingga kemungkinan menandakan dolar AS akan bergerak lebih jauh dan berdampak terhadap imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun menguat setelah penurunan tajam pada hari Kamis (16/6).

Adapun saat berita ini ditulis, indeks dolar AS menguat 0,74 persen ke level 104,39.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen pada Rabu (15/6) dan menetapkan jalur untuk kenaikan suku bunga yang jauh lebih curam. 

(BACA JUGA:Kasus Korupsi Anoda Logam, KPK Periksa Direktur Operasi PT Antam I Dewa Wirantaya)

Bank sentral sekarang memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 1,5 persen lagi menjadi sekitar 3,4 persen pada akhir tahun.

Menurut dia, angka tersebut jauh lebih curam daripada proyeksi Fed sebelumnya di bulan Maret ketika suku bunga bergerak ke sekitar 1,9 persen pada akhir tahun.

Ketua Fed Jerome Powell mengakui tangan Bank Sentral dipelintir menjadi kenaikan yang lebih besar dari yang diharapkan oleh data inflasi yang mengejutkan.

Otoritas Moneter AS saat ini mengharapkan untuk menempatkan alat kenaikan suku bunganya kembali ke dalam kotak alat kebijakan moneter ketika suku bunga acuan mencapai 3,5 persen hingga 4,5 persen.

(BACA JUGA:Indonesia Akan Ekspor Beras, Achsanul Qosasi Tulis Kalimat Tahmid )

Jika inflasi terus berjalan di atas delapan persen untuk sisa tahun ini, seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar, maka Fed mungkin terpaksa menaikkan tingkat bunganya menjadi 4,5 persen hingga 5 persen.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: