Cadev Indonesia Naik Jadi USD131,7 Miliar

Sabtu 08-02-2020,04:55 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

JAKARTA - Lesunya ekonomi global dan sikap moneter The Fed, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan cadangan devisa (cadev) Indonesia naik pada 2020. BI memperkirakan cadev meningkat menjadi USD131,7 miliar pada Januari 2020, atau lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2019, yang sebesar USD129,2 miliar. Selain itu, kenaikan cadev pada Januar 2020 didorong juga oleh penerbiatan surat utang global pemerintah, penerimaan devisa migas,d an penerimaan valuta asing (valas) lainnya. Menanggapi proyeksi BI, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro memperkirakan cadev pada akhir 2020 akan bsedikit bertambah. Dia menjelaskan, hal ini seiring dengan lesunya ekonomi utama dan sikap moneter The Fed. Sehingga akan membuat lebih banyak aliran modal ke pasar berkembang, termasuk Indonesia. "Kami memperkirakan cadev akan beada di kisaran USD130 miliar sampai dengan USD135 miliar pada akhir 2020," katanya dalam keterangan tertulisnya, kemarin (7/2).

BACA JUGA: Ekspor Udang Nenek Dihentikan

Dia menyarankan Pemerintah Indonesia segera merealisasikan untuk meningkatkan iklim investasi dalam negeri, misalkan dengan menarik investasi asing, khususnya di sektor manufaktor yang berorientasi ekspor. Dia juga mengingatkan, Indonesia harus mewaspadai masih melemahnya pertumbuhan global lantaran perang dagang, ketidakpastian geopolitik, dan juga Virus Corona yang menurunkan berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi. Demikian juga defisit transaksi berjalan atau Cureent Account Devicit (CAD) diperkirakan akan sedikit melebar tahun ini, yakni menjai 2,88 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini sedikit naik dibandingkan tahun lalu 2,70 persen. "Kenaikan CAD terjadi apabila ada peningkatan iklim investasi dapat menambah kebutuhan bahan baku dan barang modal impor," ujar dia. Sementara Ekonom Bank UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja memprediksi pada Januari 2020 cadev bisa mencapai USD131 miliar, dari bulan Desember yang sebesar USD129,2 miliar. Peningkatan tersebut lantaran masih tingginya portofolio inflow dan juga penarikan pinjaman luar negeri. Juga dipengaruhi dari penjualan global bonds yang sebesar USD3 miliar. Dia juga memprediksi, nilai tukar Rupiah paa Februari akan berada di Rp13.600–Rp 13.800 per Dolar AS. Soal Virus Corona, dia memastikan tidak mempengaruhi cadev sama sekali pada bulan Januari. “Tidak ada hubungannnya antara Corona dengan cadangan devisa," tukas dia.(din/fin)
Tags :
Kategori :

Terkait