Ragam . 18/05/2025, 11:50 WIB
“Saya berharap, kedepannya semakin banyak perawatan paliatif yang diberikan kepada para penderita kanker. Tidak hanya terbatas pada terapi kanker, kita perlu memberikan dukungan yang berfokus dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Jika ini diterapkan di seluruh Asia Tenggara, tentu hasilnya akan sangat luar biasa,” harapnya.
Dengan diselenggarakannya Siloam Oncology Summit 2025, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi tidak hanya memperkuat jejaring global dalam pengobatan kanker, tetapi juga menegaskan pentingnya perubahan paradigma menuju perawatan yang berpusat pada manusia. Inovasi teknologi, pendekatan multidisipliner, dan kolaborasi lintas institusi harus bermuara pada satu tujuan utama yaitu memberikan perawatan yang menghargai martabat, kebutuhan, dan pengalaman hidup setiap pasien.
Summary Pembahasan & Soundbite
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi kembali mengadakan Siloam Oncology Summit ke-5 yang berlangsung di Jakarta, 16-18 Mei 2025. Acara ini diikuti oleh 700 partisipan yang terdiri dari dokter subspesialis, dokter spesilias, dokter umum, radiologis, perawat, perwakilan rumah sakit, dan lain-lain yang terkait dengan manajemen kanker.
Dr Edy Gunawan, MARS, CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi menjelaskan, Agenda Siloam Oncolgy Summit ke-5 terdiri dari workshop, simposium, dan pameran poster. Melibatkan 100 pembicara, terdiri dari 11 pembicara dari luar nageri, dan 89 pembicara dari Indonesia, di antaranya 24 dokter subspesilias di bidang onkologi.
“Acara ini bagian dari rangkai kegiatan MRCCC Siloam yang lebih besar. Kami selalu memposisikan diri tidak hanya sebagai RS tapi berperan menanggulangi besarnya beban kanker di Indonesia. Data kanker di Indonesia, 60-70% kasus sudah terdiagnosis dalam kategori stadium lanjut. inilah yang bikin berat beban pembiayaan. Pengobatan lebih kompleks, outputnya tidak sebaik jika dilakukan deteksi dan penanganan sejak dini,” jelas dr.Edy.
Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr. Dwi Oktavia TLH, M.EPID menyambut baik acara seperti Siloam Oncology Summit yang menyatukan berbagai keahlian dalam menangani penyakit kanker, mulai dari pencegahan hingga terapi. Hal ini karena kanker masih menjadi penyakit yang mengancam dengan angka kematian tinggi.
Data International Agency For Research on Cancer (IARC) menunjukkan kasus kanker baru di Indonesia mencapai 108.000 kasus dengan lebih dari 24 ribu kematian. Pembiayaan kanker mencapai 6,5 Triliun rupiah atau menempati urutan kedua dari klaim ke BPJS pada tahun 2024.
“Siloam MRCCC adalah salah satu rumah sakit yang melayani pasien BPJS sehingga ikut berkontribusi memberikan harapan dan kesempatan hidup untuk pasien kanker.” ujar dr. Dwi.
CEO Siloam Hospital Group, Caroline Riady, memaparkan, “Tema Siloam Oncology Summit tahun ini adalah United by Unique, yang mungkin menjadi sesuatu hal yang baru bagi Masyarakat dunia. Tetapi tentu saja bukan hal yang baru bagi kita orang Indonesia. Ada sebuah motto dari seorang penyair Jawa, Bhinneka Tunggal Ika yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit abad ke-14, yang diterjemahkan menjadi berbeda-beda tetapi satu yang menyatukan kita semua. Dan sekarang saatnya menerapkan identitas ini pada perawatan kanker,” jelas Caroline.
Caroline menjelaskan lebih lanjut bahwa setiap pasien itu unik dan memiliki riwayat yang berbeda, kondisi biologis yang berbeda, dan harapan yang berbeda. “Begitu pula para profesional yang terdiri dari ahli onkologi, ahli bedah, ahli patologi, ahli radiologi, perawat, peneliti, manajemen, semuanya membawa keahlian mereka yang berbeda kemudian dipersatukan oleh tujuan bersama dan berkolaborasi memberikan perawatan kanker terbaik. Melalui pendekatan multidisiplin, kita dapat menyesuaikan perawatan dengan kondisi unik setiap pasien, menyediakan perawatan kanker yang tidak hanya efektif, tetapi juga penuh kasih sayang, holistik, dan berkelanjutan,” kata Caroline.
Prof. Dr. Deborah A. Kuban M.D dari MD Anderson Cancer Center, di Houston, Texas, Amerika Serikat, membagikan pengalamannya di MD Anderson, bagaimana penanganan pasien kanker yang melibatkan tim multidisiplin dapat mengubah perawatan kanker.
“Kolaborasi adalah kunci dalam penanganan oleh tim multidisiplin dengan pasien adalah pusatnya. Perawatan ini berpusat pada pasien, dan memerlukan sebuah tim. Akan ada beberapa interaksi dalam perawatan multidisiplin yang harus kita pahami, bahwa kita memerlukan pengalaman profesional yang beragam mulai dari ahli bedah onkologi, ahli onkologi, diagnostik, patologi, onkomedicine , radiasi, dll. Belum lagi perawat onkologi, riset, psikososial, yang akan bersinggungan dengan kebutuhan pasien untuk pengambilan keputusan terbaik. Perawatan ini harus dikoordinasikan dan tidak hanya berjalan secara linier.” jelas Prof. Deborah.
Manfaat pendekatan multidisiplin dalam penanganan kanker, menurut Prof. Deborah antara lain:
- pendekatan dilakukan secara tim yang merupakan gabungan dari berbagai ahli
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com