Catatan Dahlan Iskan . 11/05/2025, 06:50 WIB

Ampas Teh

Penulis : Ari Nur Cahyo
Editor : Ari Nur Cahyo

SUDAH lebih dua minggu saya di Tiongkok. Sudah delapan kota saya kunjungi. Baru sekali bertemu orang bule Amerika. Yakni sehabis sarapan pagi di Huhehaote –ibu kota provinsi Mongolia Dalam, tiga hari lalu.

"Dari negara bagian mana?" tanya saya.

"Minnesota," jawabnya. Cocok dengan postur tubuhnya, besar-tinggi.

Tidak banyak waktu untuk berbincang. Ia kelihatan buru-buru. "Ada proyek besar yang kami kerjakan," katanya. "Di bidang pembuatan keju," tambahnya. Lalu minta maaf. Dan pergi.

Ada lagi orang bule di hotel bintang lima ini. Ia dari dari Melbourne, Australia. Lalu ada satu lagi dari Australia Barat.

Mongolia Dalam memang terkenal sebagai penghasil susu, daging sapi, dan domba. Tidak aneh kalau ada proyek besar keju --terbuat dari susu.

Waktu nobar Liverpool di Shanghai saya lihat ada tiga bule. Saya ajak bicara sebentar. Ternyata dari Hongaria, Eropa Timur.

Baca Juga

Beberapa kali juga saya bertemu bule tapi bule yang lain: bule Rusia. Agak sulit diajak bicara. Saya tidak bisa berbahasa Rusia --kecuali dua kata: horaso dan nema problema.

Di Tiongkok kini memang mulai ada toko-toko Rusia. Pun di pedalaman seperti Chongqing. Juga di beberapa bandara.

Dulu toko Rusia hanya ada di kota Harbin atau Heihe --yang memang dekat dengan Rusia. Rupanya hubungan baik Tiongkok-Rusia mulai masuk ke bidang ritel. Hubungan itu kian mesra sejak terjadi perang dagang Amerika-Tiongkok.

Minggu ini pun Presiden Xi Jinping ke Rusia lagi. Resminya untuk menghadiri peringatan kemenangan Rusia dalam Perang Dunia Kedua. Tapi yang lebih penting memperkuat hubungan ekonomi.

Awalnya Amerika seperti ingin "menceraikan" Rusia-Tiongkok. Presiden Donald Trump seperti ingin "merebut" Presiden Vladimir Putih dari genggaman Xi Jinping. Trump terlihat lebih memihak Rusia dalam perangnya lawan Ukraina.

Perkembangan terakhir Anda sudah tahu: Trump memihak Ukraina. Terutama setelah Ukraina menyerahkan tambang-tambang mineral langkanya ke Amerika.

Perkembangan terbaru itu membuat hubungan Rusia dan Tiongkok kian kuat. "Sekuat besi," ujar Xi Jinping saat berada di Moskow dua hari lalu.

Saya hanya dua malam di Huhehaote. Saya berangkat ke sana dari Beijing. Hampir juga tidak dapat tiket kereta cepat. Itu hari pertama kerja setelah libur satu minggu di hari buruh.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com