Kadang saya pun sulit membedakan mana jiwa otonom, independen, dan arogan. Sepertinya tiga hal itu menyatu dalam sebuah jiwa profesi.
Profesi lebih taat pada kode etik dibanding ke undang-undang. Menteri lebih taat pada UU --tidak terikat pada kode etik. Ketaatan dokter pada kode etik sudah melekat sebagai tanda ia/dia berprofesi.
Sampai hari ini menkes masih punya agenda besar bagaimana memperlakukan konsumen internalnya. Terakhir muncul tantangan dari kolegium dokter anak. Konflik tidak kunjung reda. Kini logo dokter anak ditambahi pita hitam. Viral dengan luasnya.
Konflik harus berakhir. Rasanya harus ada jalan tengah. Saya tahu menkes orang yang sangat pintar, pandai, dan cerdas. Rasanya itu baru cukup untuk modal menjadi seorang menteri biasa. Untuk menteri kesehatan masih harus ditambah satu lagi: ia harus hebat!
Budi Gunadi Sadikin bisa jadi orang hebat –kalau ia bisa menundukkan dokter tapi juga tunduk pada prinsip-prinsip profesi dokter. (Dahlan Iskan)