Catatan Dahlan Iskan . 30/04/2025, 05:19 WIB

Barong Bola

Penulis : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

Oleh: Dahlan Iskan

NANGGUNG sekali. Saya mendarat dari Chongqing sudah senja. Matahari Shanghai sudah mulai redup. Delegasi dari negara lain sudah lengkap. Ketua umum barongsai Indonesia Edy Kusuma, pengganti saya, lebih dulu tiba.

Sebentar lagi jamuan makan malam dimulai: untuk semua peserta kongres barongsai dunia. Sebenarnya saya sudah tidak harus hadir. Tapi saya masih diminta hadir. Terakhir kalinya. Masih ada jabatan kecil di kepengurusan dunia.

Edy Kusuma memiliki banyak usaha. Mulai makanan anak-anak merek Taro sampai pabrik terigu, pabrik gula, dan masih banyak lagi. Anaknya sudah bisa mewarisi usahanya sehingga punya waktu mengurus barongsai Indonesia.

Saat jamuan makan malam, pikiran saya ke liga Inggris. Di mana bisa nonton live pertandingan malam itu. Alvand Gosal, teman saya dari Wuhan dan Chongqing, sangat paham Shanghai. Ia lulusan Fudan, universitas terbaik di Shanghai. Ia pemilik resto terbesar di Pandaan, di atas bukit golf Taman Dayu.

Alvand berhasil mendapatkan apa yang saya idamkan: nobar di sport cafe terbesar di Tiongkok –rasanya terbesar di dunia. Di Jing An –sport & fitness center. Di pusat kota Shanghai.

Di negara mana pun saya berusaha nonton saat klub sepak bola Inggris yang satu itu bermain. Jam berapa pun. Seperti kemarin itu: pukul 23.30 baru mulai. Berarti jam 01.30 baru berakhir. Masih harus lihat pesta kemenangannya. Satu jam kemudian baru tiba kembali di hotel.

Praktis, pukul 02.30 baru bisa naik ranjang. Padahal kongres barongsai dimulai pukul 08.00.

Sebenarnya saya sudah menawarkan ke Alvand untuk pulang setelah babak pertama selesai. Toh tim itu sudah menang 4-1. Sudah pasti jadi juara liga Inggris.

Dan lagi Alvand bukanlah penggemar bola. Belum pernah nobar seperti itu. Saya khawatir ia bosan. Mengantuk. Atau pura-pura tidak mengantuk hanya karena sungkan kepada saya.

Ternyata di babak pertama tadi Alvand banyak browsing: apa itu Liverpool. Siapa saja pemainnya. Saat Mo Salah ber-selfie bersama penonton ia sudah bisa bertanya: itukah yang cetak gol terbanyak Liga Inggris.

Ternyata ia menikmati nobar ini. Mungkin karena suasananya mirip di stadion. Banyak spanduk, selendang, dan teriakan mendukung klub itu. Juga selalu riuh dengan nyanyian-nyanyian supporter-nya.

Ia tidak mau pulang. Saya pun senang. Saya akan bisa melihat pesta seperti apa di akhir pertandingan.

"Pendukung klub apa?" tanya petugas saat kami baru sampai di lantai tiga gedung itu.

"Liverpool," jawab Alvand.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com