Begitulah tiap hari. Sepanjang siang dan setengah malam. Sampai tiba hari kremasi nanti.
Pihak keluarga mengira saya akan bermalam di Mendut. Saya disiapkan kamar di kompleks vihara satunya --yang lebih dekat dengan Borobudur. Vihara Padmasambhava. Vihara ini dipercaya ''keagungannya'' karena terletak persis di tengah segitiga emas: Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon.
Saya memang pernah bermalam di vihara tersebut. Hartati Murdaya juga punya kamar tidurnya sendiri di situ.
Saat saya ngobrol dengan Karuna seseorang melapor: Pak Ahok datang. Terlihat Ahok masuk aula. Disertai Puput, istrinya. Terlihat juga Tenggono dari Wuling. Setelah Ahok berdoa di dekat jenazah, saya lambaikan tangan. Ia pun bergabung di meja kami. Ngobrol banyak hal.
Ahok yang akan bermalam di vihara bersama sang istri.
"Kenapa pilih dikremasi tanggal 7 Mei?”
"Itu hari ulang tahun perkawinan Papa dan Mama," ujar Karuna. Ulang tahun ke-53. Sekaligus berdekatan dengan hari bakti sosial tanggal 10 Mei dan hari raya Waisak tanggal 12 Mei.
Baca Juga
Setiap menjelang Waisak Hartati memang selalu berada di Borobudur. Acara sangat besar dia laksanakan di situ.
Sambil menunggu hari kremasi, pihak keluarga mengurus izin ke kementerian kebudayaan. Sudah dapat. Juga ke instansi lain.
Sekitar 20 tahun lalu pernah juga diizinkan kremasi di dekat Borobudur –tapi bukan di area Borobudur. Yakni ketika seorang ulama besar Buddha meninggal dunia.
Lokasi kremasi Pak Poo nanti juga bukan di area milik Borobudur. Hartati sudah membeli beberapa petak sawah di dekat Borobudur. Salah satunya ada yang luasnya 5.000 meter.
Selama ini sawah-sawah tersebut ditanami padi. Hasilnya diambil oleh penggarap. Ketika Pak Poo meninggal padi di sawah tersebut sudah menguning. Sudah waktunya panen.
Di sawah itulah, menurut rencana, kremasi dilakukan. Di seputar apinya akan didirikan tribun untuk sekitar 1500 pendoa dari berbagai aliran Buddha. Termasuk ratusan orang dari Taiwan dan Thailand.
Doa-doa itu dipanjatkan dalam pengaruh wibawa Borobudur yang terlihat dengan sangat dekatnya.
Saya dengar hanya kayu-kayu khusus yang dipakai untuk membakar jenazah Pak Poo. Yakni kayu cendana. Akan sangat harum baunya –akan tercium oleh Candi Borobudur yang memberkatinya.