Satupena Rayakan Penulis Besar dari Berbagai Provinsi

fin.co.id - 13/03/2025, 15:55 WIB

Satupena Rayakan Penulis Besar dari Berbagai Provinsi

Satupena Rayakan Penulis Besar dari Berbagai Provinsi

???? Konferensi pers untuk mengenalkan kembali sosok penulis tersebut kepada publik.

???? Pembacaan puisi atau cerpen, serta testimoni dari rekan sejawat dan pembaca setia.

???? Webinar via Zoom, agar diskusi tentang warisannya bisa menjangkau audiens lebih luas.

???? Kolaborasi dengan pemerintah daerah, komunitas sastra, atau pengusaha lokal guna memperkuat dukungan bagi perayaan ini.

Dengan berbagai cara ini, Satupena ingin memastikan bahwa nama-nama tersebut kembali hidup, tak hanya dalam buku-buku lama, tetapi juga dalam ingatan generasi sekarang dan yang akan datang.

Program ini bukanlah yang pertama kali digagas oleh Satupena dalam menjaga warisan intelektual bangsa.

Sebelumnya, Satupena telah meluncurkan program 100 buku yang membentuk Indonesia, yang mencakup karya-karya dari masa pra-kemerdekaan hingga era modern.

Melalui kurasi ketat dan survei akademik, dipilihlah 100 buku yang telah membentuk pemikiran bangsa, mulai dari Habis Gelap Terbitlah Terang (RA Kartini), Di Bawah Bendera Revolusi (Bung Karno), hingga Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer).

Tidak berhenti di situ, setiap tahunnya Satupena juga memberikan penghargaan tahunan kepada para penulis, serta menggelar talk show yang mendokumentasikan proses kreatif lebih dari 100 penulis.

Namun, tantangan sastra kini memasuki babak baru. Menurut Denny JA, kita kini memasuki era yang menempatkan sastra di persimpangan jalan baru: era Artificial Intelligence (AI).

“Jika dahulu penulis hanya bersaing dengan sesama manusia, kini kata-kata juga lahir dari mesin yang sangat cerdas.”

“Tapi sastra adalah napas, bukan sekadar susunan algoritma. Ia adalah kesaksian batin, pergulatan jiwa.”

“Dan justru di era AI ini, kita perlu mengingat kembali bahwa sastra lahir dari pengalaman manusia, dari perasaan yang tak bisa sepenuhnya direplikasi oleh kecerdasan buatan.”

Melalui tangan-tangan para pengurus, program ini dikelola oleh Jonminofri sebagai Ketua Harian, Satrio Arismunandar sebagai Sekjen, dan Aji Sulaeman sebagai Bendahara.

Mereka memastikan bahwa Satupena tetap menjadi cahaya yang menerangi dunia kepenulisan Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Khanif Lutfi
Penulis