Kanada Desak Rusia Terbuka dalam Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines

fin.co.id - 27/12/2024, 08:50 WIB

Kanada Desak Rusia Terbuka dalam Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines

Puing-puing Azerbaijan Airlines Embraer 190 tergeletak di tanah dekat bandara Aktau, Kazakhstan, pada hari Rabu. AP/Administrasi Wilayah Mangystau

fin.co.id - Kanada mendesak Rusia untuk terbuka dan transparan dalam penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines yang terjadi pada Rabu, 25 Desember 2024.

Kecelakaan ini menewaskan 38 dari 67 penumpang, dan menimbulkan spekulasi bahwa pesawat tersebut mungkin jatuh akibat serangan rudal Rusia.

Kementerian Luar Negeri Kanada, dalam pernyataan yang dirilis pada platform X (sebelumnya Twitter), menekankan pentingnya penyelidikan yang jujur dan terbuka.

"Kanada sangat prihatin dengan laporan yang mengindikasikan bahwa Pasukan Pertahanan Udara Rusia mungkin telah menembakkan rudal ke penerbangan Azerbaijan Airlines 8243, yang menyebabkan pesawat tersebut jatuh," kata kementerian tersebut.

Kanada mendesak Rusia untuk mendukung penyelidikan yang transparan dan menerima hasilnya tanpa intervensi.

Pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu jatuh di dekat Aktau, Kazakhstan, setelah mengalihkan rutenya dari Rusia selatan, yang saat itu merupakan wilayah yang digunakan Moskow untuk pertahanan udara terhadap serangan drone Ukraina.

Sebelumnya, pesawat yang berangkat dari Baku, Azerbaijan, menuju Grozny di wilayah Chechnya, Rusia, melakukan perubahan jalur dengan melewati Laut Kaspia.

Kecelakaan terjadi di sisi laut yang lebih jauh dari pantai, dengan indikasi adanya masalah teknis atau mungkin tabrakan dengan burung, menurut pengamat penerbangan Rusia.

Namun, spekulasi mengenai penyebab kecelakaan semakin berkembang setelah sumber dari pemerintah Azerbaijan mengungkapkan bahwa "pecahan peluru menghantam penumpang dan awak kabin" saat pesawat meledak di udara.

Selain itu, seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim juga menyebutkan bahwa indikasi awal menunjukkan kemungkinan serangan sistem pertahanan udara Rusia terhadap pesawat tersebut.

Tanggapan Rusia pun tak kalah tegas. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengingatkan agar publik tidak membuat hipotesis prematur sebelum adanya kesimpulan resmi dari penyelidikan.

“Adalah salah untuk membuat hipotesis apapun sebelum kesimpulan investigasi,” kata Peskov.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa atas tragedi tersebut. “Kami mengungkapkan belasungkawa mendalam terkait kecelakaan ini,” ujar Peskov dalam konferensi pers.

Penyelidikan lebih lanjut diharapkan memberikan gambaran jelas tentang penyebab kecelakaan ini, dan apakah rudal Rusia memang terlibat.

Kanada, bersama dengan negara-negara lain, mengingatkan pentingnya transparansi dalam proses investigasi untuk mengungkap kebenaran demi mencegah spekulasi yang merugikan. (*)

Sigit Nugroho
Penulis