fin.co.id - Saat berbicara tentang kontrasepsi permanen, nama tubektomi pasti muncul di daftar teratas. Prosedur ini sering kali menjadi pilihan bagi pasangan yang merasa sudah cukup memiliki anak dan tidak ingin menambah lagi.
Namun, meskipun tubektomi adalah solusi efektif untuk mencegah kehamilan, masih banyak mitos dan ketidakpahaman yang beredar di masyarakat. Jadi, bagaimana sebenarnya tubektomi bekerja dan apa yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini?
Apa Itu Tubektomi?
Menurut ididompu.org tubektomi adalah prosedur medis di mana saluran telur (tuba falopi) pada wanita diputus atau ditutup. Tuba falopi adalah jalur yang menghubungkan ovarium ke rahim, tempat di mana sel telur bertemu dengan sperma untuk bisa dibuahi.
Dengan menutup atau memotong tuba falopi, prosedur ini mencegah kehamilan karena sel telur tidak bisa bertemu sperma, sehingga pembuahan tidak bisa terjadi.
Prosedur ini lebih dikenal sebagai kontrasepsi permanen. Artinya, setelah menjalani tubektomi, wanita tidak dapat lagi hamil. Ini adalah pilihan tepat bagi pasangan yang merasa sudah selesai dalam hal memiliki anak dan ingin memastikan agar tidak ada kehamilan yang tidak direncanakan.
Bagaimana Prosedur Tubektomi Dilakukan?
Tubektomi dilakukan melalui prosedur bedah kecil yang biasanya dilakukan secara laparoskopi. Dokter akan membuat sayatan kecil di area perut dan memasukkan alat khusus untuk memeriksa tuba falopi.
Kemudian, saluran telur tersebut diputus atau diikat, kadang juga dibakar. Prosedur ini biasanya hanya memakan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam dan dilakukan di rumah sakit dengan pembiusan umum.
Baca Juga
Namun, sebelum Anda memutuskan untuk menjalani tubektomi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan. Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan dan memastikan apakah prosedur ini adalah pilihan terbaik untuk Anda.
Manfaat dan Efektivitas Tubektomi
Tubektomi adalah salah satu metode kontrasepsi yang sangat efektif, dengan tingkat keberhasilan hampir 100%. Tidak ada lagi kebutuhan untuk menggunakan pil KB atau alat kontrasepsi lainnya setelah prosedur ini dilakukan.
Dengan tubektomi, Anda tidak perlu khawatir tentang kehamilan yang tidak direncanakan.
Selain itu, prosedur ini tidak memengaruhi produksi hormon dalam tubuh, seperti estrogen dan progesteron, yang berarti siklus menstruasi Anda tetap akan berlangsung normal setelah prosedur.
Anda juga tetap bisa menikmati kehidupan seksual dengan pasangan tanpa gangguan dari alat kontrasepsi yang harus dipakai setiap saat.
Namun, perlu diingat bahwa tubektomi bersifat permanen. Meskipun ada prosedur medis untuk mencoba membalikkan efek tubektomi, tingkat keberhasilannya sangat rendah.
Oleh karena itu, sebelum Anda mengambil langkah ini, pastikan Anda benar-benar yakin bahwa tidak ingin memiliki anak lagi.
Mitos dan Stigma Seputar Tubektomi
Seperti halnya banyak prosedur medis lainnya, tubektomi sering kali diselimuti mitos dan stigma yang tidak berdasar.