fin.co.id - Masih sering denger istilah “banyak anak banyak rejeki”?
Buat sebagian orang, kalimat ini kayak mantra sakti yang diwarisin turun-temurun.
Tapi, gimana kalo kita bongkar bareng, bener nggak sih pandangan ini relevan di zaman sekarang? Jangan-jangan, ini cuma mitos yang bikin beban makin berat.
Banyak Anak, Banyak Tantangan
Kenyataannya, punya banyak anak bukan cuma soal tambah anggota keluarga, tapi juga tambah tanggung jawab.
Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), biaya pendidikan aja terus naik tiap tahun.
Dari uang masuk sekolah, seragam, buku, sampai biaya les tambahan, semuanya nggak murah. Itu belum termasuk biaya kebutuhan sehari-hari kayak makan, pakaian, dan kesehatan.
Coba deh hitung, kalo punya lima anak, gimana bagi perhatian, tenaga, dan finansial buat masing-masing mereka?
Baca Juga
Akhirnya, bukan cuma orang tua yang kewalahan, anak-anak pun sering nggak dapet hak mereka sepenuhnya.
Rejeki Itu Harus Diusahain
Kalimat “banyak anak banyak rejeki” sering banget disalahartiin.
Faktanya, rejeki itu nggak datang begitu aja, tapi harus diusahain.
Punya banyak anak emang bisa jadi motivasi buat kerja lebih keras, tapi apa kita yakin bisa kasih yang terbaik buat semuanya?
Menurut penelitian dari World Bank, negara-negara dengan tingkat kelahiran tinggi justru sering menghadapi masalah kemiskinan.
Kenapa? Karena sumber daya yang ada nggak cukup buat memenuhi kebutuhan semua orang. Ini berlaku juga di skala keluarga.
Keluarga Kecil, Hidup Lebih Sejahtera
Bukan cuma soal uang, keluarga kecil biasanya lebih bisa fokus pada kualitas hidup.
Anak-anak dapet perhatian lebih, pendidikan yang lebih baik, dan kesempatan berkembang sesuai potensi mereka.