Maruarar juga mengungkapkan kekecewaannya terkait penantian panjang untuk sebuah jawaban terkait nasib buku “Politik Itu Suci” karya ayahnya, Sabam Sirait, yang katanya belum diterimanya dari Hasto.
Sebuah cuitan di media sosial menunjukkan ketidaksabarannya untuk mendapatkan buku tersebut. Namun, jauh dari sekadar masalah buku, pernyataan Ara ini kini mengalihkan fokus publik pada tawaran fantastisnya untuk membantu mengungkap kasus Harun Masiku.
Dengan langkah berani ini, Maruarar Sirait seolah membuka babak baru dalam pemberantasan korupsi di Indonesia, sekaligus menantang siapapun yang merasa bahwa hukum dapat dipermainkan oleh para pelaku kejahatan. Seiring tawaran Rp8 miliar yang menggugah, publik kini menunggu, apakah janji Ara akan membuahkan hasil dan akhirnya mengungkap keberadaan Harun Masiku. (*)