fin.co.id - Ketegangan antara Israel dan Iran semakin meningkat setelah serangan udara yang dilancarkan oleh Israel pada Sabtu, 26 Oktober 2024, yang mengakibatkan Iran mengajukan permohonan untuk rapat darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Rapat tersebut dijadwalkan berlangsung pada hari ini, Senin, 28 Oktober, untuk membahas dampak serangan tersebut.
Serangan Israel yang Mengguncang
Serangan Israel melibatkan puluhan jet tempur yang melakukan tiga gelombang serangan terhadap pabrik-pabrik rudal dan lokasi-lokasi strategis di dekat Teheran serta Iran barat.
Tindakan ini, menurut Israel, merupakan balasan atas serangan 200 rudal yang diluncurkan Iran pada 1 Oktober lalu. Dalam konteks ini, Israel memperingatkan Iran agar tidak membalas serangan, memperlihatkan betapa seriusnya ketegangan yang terjadi antara kedua negara.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyebut tindakan Israel sebagai "ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional," dalam surat resmi yang dikirimkan ke DK PBB.
Ia menegaskan bahwa Iran memiliki hak untuk menanggapi serangan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Piagam PBB dan hukum internasional. "Republik Islam Iran memiliki hak yang melekat untuk menanggapi serangan kriminal ini secara sah pada waktu yang tepat," tulisnya.
Respons Internasional dan Dukungan Diplomatik
Surat dari Iran untuk DK PBB mendapat dukungan dari beberapa negara, termasuk Aljazair, China, dan Rusia, menunjukkan bahwa isu ini telah menarik perhatian internasional.
Baca Juga
Swiss, sebagai Presiden DK PBB, telah mengkonfirmasi bahwa rapat darurat akan dilakukan untuk membahas situasi ini secara mendalam.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengecam surat Iran sebagai "konyol." Ia menolak klaim Iran mengenai pelanggaran hukum internasional, menekankan bahwa Israel memiliki hak dan kewajiban untuk membela diri serta melindungi warganya.
"Kami akan menggunakan segala cara yang kami miliki untuk melindungi warga Israel," tegas Danon.
Panggilan untuk Menghentikan Kekerasan
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, telah menyerukan semua pihak untuk menghentikan semua tindakan militer, termasuk di Gaza dan Lebanon.
Ia mengimbau agar semua pihak mengerahkan upaya maksimal untuk mencegah perang regional dan kembali ke jalur diplomasi. Pernyataan ini menegaskan pentingnya menjaga stabilitas di kawasan yang sudah rentan terhadap konflik.
Masa Depan yang Tidak Pasti
Ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Iran menciptakan ketidakpastian di kawasan Timur Tengah. Dengan DK PBB yang segera menggelar rapat darurat, banyak yang berharap adanya solusi diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Namun, dengan kedua belah pihak yang tampak teguh pada posisi mereka, prospek perdamaian masih tampak samar.
Situasi ini memerlukan perhatian global, mengingat dampak konflik ini tidak hanya dirasakan di kawasan, tetapi juga dapat memengaruhi stabilitas internasional secara lebih luas.