fin.co.id- LPDB-KUMKM dengan senang hati untuk menginkubasi koperasi Produsen Samber Binyeri Maju untuk menuju kesuksesan yang lebih besar.
Dengan pengalam dan pengetahuan yang dimiliki, kerja sama ini dapat embantu koperasi untuk meningkatkan kapasitas SDM, kualitas produk, serta kelembagaan sehingga dapat bersaing di apsar yang semakin kompetitif.
Koperasi nelayan yang baru berusia lima bulan sudah memiliki usaha produktif seperti cold storage atau Gudang Beku Portabel (GBP) berkapasitas 10 ton, sentra kuliner, pengolahan ikan, pabrik es berkapasitas 1 ton, bengkel dan docking kapal nelayan.
"Kami siap menginkubasi dan melakukan pendampingan bagi koperasi dalam bentuk Bimbingan Teknis atau Bimtek, agar nantinya setelah tercapai skala keekonomian sampai bisa mengakses dana bergulir," ungkap Dirut LPDB-KUMKM Supomo, usai mendampingi Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berdialog dengan para nelayan anggota Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju, di Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Supomo meneruskan terdapat langkah yang harus dilakukan dalam inkubasi seperti diperkuatnya harmonisasi dengan buyer dari dalam negeri atau luar negeri, selanjutnya pelu dimantain buyer atau offtaker.
Hal ini untuk peningkatan jiwa enterpreneurship dari para pengurus koperasi. Pasalnya, untuk bisa melakukan ekspor itu banyak aturan (international trade) yang harus dipahami.
"Yang harus diingat, aturan dagang di setiap negara itu berbeda-beda. Contoh Jepang, yang dikenal ketat dalam hal ekspor pangan dari luar. Disana, tidak cukup hanya sertifikat keamanan pangan HCCP saja. Lebih dari itu," tandas Supomo.
Baca Juga
Begitu juga dengan Customs (Bea Cukai) masing-masing negara memiliki aturan main yang berbeda. Belum lagi menyangkut L/C, bukan sesuatu yang mudah untuk dipahami dan dijalankan. Atau, menyangkut Surat Kredit Bank Dalam Negeri (SKBDN).
"Nah, LPDB-KUMKM bisa menginkubasi dalam meningkatkan kapasitas SDM pengurus koperasi," imbuh Supomo.
Lanjutnya, perlu ada tambahan peningkatan knowledge pada para nelayan mengenai cara nangkap ikan dan mengolah hasil tangkapan di kapal agar bisa menjaga kualitas ikan tetap baik.
Keberhasilan Koperasi Nelayan Mino Saroyo (Cilacap, Jateng) sebagai contoh yang patut ditiru untuk pengembangan koperasi-koperasi nelayan di Indonesia.
"Kemampuan kapal-kapal para nelayan Mino Saroyo sudah mampu melaut selama berbulan-bulan dengan hasil tangkapan sebanyak ratusan ton ikan," tukas Supomo.
Sementara itu Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju sudah bagus dengan memiliki infrastruktur pendukung yang lengkap seperti mini prototype yang bisa dikembangkan melalui peningkatan kapasitas SDM sampai kelembagaanya.
MenkopUKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya bakal memperkuat kualitas produk, pemasaran, dan model bisnis ikan tuna sebagai produk unggulan dari Biak melalui koperasi.
"Kita berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan Kampung Nelayan Moderen atau Kalamo. Dan KemenkopUKM melakukan pengembangan dari sisi koperasinya," kata MenkopUKM.