fin.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersinergi dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI) menggelar perayaan Hari Batik Nasional (HBN) di Mall Casablanca, Jakarta, Rabu 2 Oktober 2024. Mengusung tema “Bangga Berbatik”, Kemenperin dan YBI akan mengangkat keunikan serta ciri khas dari batik yang ada di Indonesia.
“Pada Acara HBN tahun ini, kami bersinergi dengan YBI dalam pelaksanaan program Focus Group Discussion (FGD), penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi Indikasi Geografis (IG), pendampingan teknis produksi, serta fasilitasi mesin, dan peralatan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di lokasi.
Agus mengatakan, Kemenperin dan YBI juga akan berfokus pada Batik Tulis Gedog yang berasal dari Tuban. Menurutnya, Batik Gedog memiliki potensi ekonomi yang besar bagi perekonomian setempat.
“Tahun lalu, kami mengangkat Batik Complongan Indramayu sebagai tema Pameran Gelar Batik Nasional (GBN) 2023. Alhamdulillah, dampaknya cukup signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat. Tentunya kami mengharapkan dampak yang sama untuk Batik Tulis Gedog Tuban,” kata Agus.
Dalam kesempatan ini, Agus berharap, para pelaku usaha segera bertransformasi menuju Industri 4.0. Menurutnya, penerapan teknologi digital pada Industri Batik dapat mendukung aspek manajemen dan operasionalnya sehingga lebih efektif dan efisien.
“Kami berharap, kedepannya sentra IKM batik di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi digital tersebut untuk pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien,” tutup Agus.
Ketua Yayasan Batik Indonesia (YBI) Gita Pratama Kartasasmita mengatakan, saat ini batik digandrungi para anak muda. Bahkan dia menilai, anak muda cenderung menyukai warna dan motif batik yang fleksibel.
Baca Juga
"Batik bisa dipakai kemana saja. Kamu mau pergi ke pantai, bisa. Mau pergi ke restoran, kafe, bergaul dengan teman-teman, atau meeting-meeting, bisa batik itu. Terus color, warna, atau motif juga menarik," kata Gita.
Meski demikian, kata dia, batik tidak boleh dihilangkan dari nilai tradisional. Karena, menurut dia, dengan demikian batik akan terus lestari.
"Saya rasa itu yang bikin batik akan terus bisa maju dengan tetap melestarikan apa yang memang sudah menjadi motif tradisional kita," imbuhnya.
Dia mengatakan, pihaknya memilih batik Gedog Tuban sebagai ikon HBN 2024. Alasannya, batik asal Tuban, Jawa Timur itu mulai terancam punah dari pasaran.
"Batik Tuban itu spesial buat kami, karena di dalam satu daerah, di dalam satu tempat, itu ada daerah yang tumbuhnya pohon kapas, lalu kapasnya ini sendiri ada warna putih, ada warna cokelat, jadi khas dari Tuban, lalu ditenun. Tenunnya karena bunyinya gedok-gedok, jadi disebut gedok. Habis ditenun, lalu dibatik, makanya disebut batik tenun Gedok Tuban," tuturnya.
(Bia)