Beijing Sebut Ledakan Alat Komunikasi di Lebanon Sebagai Pelanggaran Kedaulatan

fin.co.id - 20/09/2024, 09:08 WIB

Beijing Sebut Ledakan Alat Komunikasi di Lebanon Sebagai Pelanggaran Kedaulatan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian (ANTARA)

fin.co.id - Kementerian Luar Negeri China mengutuk ledakan massal perangkat komunikasi di Lebanon sebagai pelanggaran kedaulatan yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut di Timur Tengah.

Juru Bicara kementerian, Lin Jian, menyatakan, “Kami menentang tindakan apa pun yang melanggar kedaulatan dan keamanan Lebanon, serta menyatakan kekhawatiran atas kemungkinan meningkatnya ketegangan akibat insiden ini,” dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis, 19 September 2024, dilansir Antara.

Insiden tragis tersebut terjadi pada Selasa, 17 September, ketika ribuan perangkat komunikasi nirkabel, termasuk penyeranta dan protofon, meledak di berbagai lokasi di Lebanon.

Akibatnya, setidaknya 12 orang, termasuk seorang anak, tewas, dan hampir 2.800 lainnya mengalami luka-luka, dengan 200 di antaranya dalam kondisi kritis. Gelombang kedua ledakan terjadi pada Rabu, 18 September.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan jumlah korban tewas mencapai 20, dengan 450 orang luka-luka dalam ledakan kedua tersebut.

Media setempat mencurigai bahwa Israel terlibat, mengklaim perangkat komunikasi tersebut meledak setelah sistem komunikasi Lebanon diretas.

Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik serangan ini. Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan bahwa terdapat 4.000 perangkat penyeranta yang digunakan oleh anggotanya, menunjukkan bahwa Israel berupaya membunuh 4.000 orang.

Sumber keamanan Lebanon menyatakan bahwa Mossad, badan intelijen Israel, diduga telah menanam bahan peledak dalam perangkat tersebut beberapa bulan sebelum ledakan terjadi.

Sementara itu, Israel belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini, tetapi Hizbullah telah berjanji untuk membalas tindakan tersebut.

Baca Juga

Ledakan ini menambah ketegangan yang sudah meningkat di perbatasan Israel dan Hizbullah, di mana kedua belah pihak telah terlibat dalam konflik sejak serangan mematikan Israel di Jalur Gaza.

Serangan tersebut telah mengakibatkan lebih dari 41.200 kematian, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. (*)

Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq

Sigit Nugroho
Penulis
-->