Penampakan Terakhir Gadis Penjual Gorengan di Pariaman Sebelum Dirudapaksa dan Dibunuh, Terekam Kamera Warga

fin.co.id - 10/09/2024, 15:58 WIB

Penampakan Terakhir Gadis Penjual Gorengan di Pariaman Sebelum Dirudapaksa dan Dibunuh, Terekam Kamera Warga
Miris! Gadis Penjual Gorengan Usia 18 Tahun di Pariaman Tewas Dirudapaksa, Jasad Dikubur di Semak-semak 235403

Miris! Gadis Penjual Gorengan Usia 18 Tahun di Pariaman Tewas Dirudapaksa, Jasad Dikubur di Semak-semak 235403

Penampakan Terakhir Gadis Penjual Gorengan di Pariaman Sebelum Dirudapaksa dan Dibunuh, Terekam Kamera Warga
Miris! Gadis Penjual Gorengan Usia 18 Tahun di Pariaman Tewas Dirudapaksa, Jasad Dikubur di Semak-semak 235403

Penampakan terakhir gadis penjual gorengan di Pariaman sebelum tewas dirudapaksa dan dibunuh. (Tangkapan Layar X)

fin.co.id - Seorang gadis penjual gorengan berusia 18 tahun di Pariaman, Sumatera Barat menjadi korban rudapaksa dan pembunuhan. Jasadnya ditemukan warga di sebuah lahan kosong, di dekat semak-semak, dikubur tanpa mengenakan busana.

Penemuan jasad gadis penjual gorengan tersebut viral videonya di sosial media X. Video viral itu menjadi perhatian warganet, karena aksi rudapaksa tersebut diduga dilakukan oleh lebih dari 2 orang.

Setelah video penemuan jasad gadis yang diketahui bernama Nia Kurnia Sari itu viral, kini beredar juga video penampakan terakhir gadis itu sesaat sebelum ia dirudapaksa dan dibunuh.

Nia Kurnia Sari terlihat mengenakan pakaian serba hitam, dengan mengenakan jilbab, tengah menjajakan dagangannya keliling kampung, dan tak sengaja terekam kamera milik warga.

Dalam video berdurasi 29 detik itu, terlihat Nia Kurnia Sari membawa dagangannya di atas kepala, dengan mengenakan baki. Ia sambil berteriak menjajakan gorengan yang dijualnya. Tampak pada video tersebut, seorang pria yang tengah menggendong anak kecil, menyaksikan gadis penjual gorengan itu melintas di belakangnya.

Video itu diunggah oleh akun X @neVerAl0nely, dengan caption yang menggambarkan kronologi Nia Kurnia Sari melintas dan tak sengaja terekam kamera warga saat menjajakan dagangannya.

"Penampakan terakhir almarhum Nia Kurnia Sari, dia berjalan melewati jalan depan rumah tetangganya sambil menjajakan dagangannya pada Jumat 06.09.24 sebelum hilang dan akhirnya di temukan sdh meninggal di kubur. Menurut penyidikan pihak kepolisian sementara ini motif pembunuhan Nia Kurnia Sari adalah pemerkosaan," tulis akun @neVerAl0nely.

"Nia Kurnia Sari gadis penjual gorengan di Nagari Guguak kayu tanam yg hilang sejak Jumat 06.09.24 dan mayatnya sdh ditemukan dlm kondisi terkubur. Namun blm diketahui siapa dan apa motif pelaku melakukan pembunuh4n ini. Kawal Kasusnya net .. agar kepolisian segera menemukan titik terang Kasus ini," tulis @neVerAl0nely pada postingan utas selanjutnya.

Kronologi Penemuan Korban

Nia Kurnia Sari (18), ditemukan tewas terkubur di kebun dekat rumahnya di daerah Guguk, Kecamatan Dua Kali 11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), Minggu, 8 September 2024. Korban ditemukan warga setelah pencarian selama 2 hari.

Kronologi penemuan jasad ini bermula dari laporan korban hilang sejak Jumat, 6 September 2024. Keluarga dan warga setempat lalu mencarinya hingga ditemukan terkubur dengan kondisi tanpa busana pada Minggu, 8 September 2024.

Kaur Humas Polres Padang Pariaman AKP Desri Koto mengatakan awalnya menerima laporan warga ada mayat yang ditemukan dengan kondisi terkubur. Kasus ini sudah ditangani Satreskrim Polres Padang Pariaman.

"Untuk identitasnya masih diselidiki. Jenazah sudah dibawa ke rumah sakit untuk autopsi," ujarnya, Minggu, 8 September 2024.

Sementara Danru BPBD Padang Pariaman Riki mengatakan, kejadian bermula saat korban berjualan gorengan dengan berkeliling seperti biasa pad Jumat sore. Namun hingga pukul 22.00 WIB korban belum juga pulang hingga kejadian ini dilaporkan ke warga setempat.

“Biasanya korban sudah di rumah saat magrib sehingga keluarganya menjadi cemas. Orang tuanya mencari dan melapor ke tetangganya. Pada malam itu langsung dilakukan pencarian namun tidak ditemukan tanda-tanda,” katanya. (*)

Sigit Nugroho
Penulis