fin.co.id - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Musyawarah Nasional (Munas) ke-XI Partai Golkar dipastikan menetapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjadi formatur tunggal. Karena Bahlil didukung penuh oleh seluruh pemegang hak suara.
Pemegang hak suara itu mulai dari pimpinan DPD I Partai Golkar, DPD II Partai Golkar, dan Hasta Karya juga diklaim mendukung Bahlil. Alhasil, Bahlil ditetapkan sebagai Dewan Formatur Tunggal.
Namun, di balik terpilihnya Bahlil sebagai Dewan Formatur Tunggal, Muhammad Ridwan Hisjam yang juga politikus Partai Golkar sempat mencalonkan diri sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Namun, dia dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri.
“Berdasarkan hasil verifikasi berkas dan persyaratan bakal calon, komite pemilihan menyatakan, berkas pendaftaran bakal calon atas nama Ridwan Hisjam dinyatakan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon ketua umum (Ketum) Partai Golkar pada Munas XI Partai Golkar Tahun 2024,” kata Ketua Steering Committee Rapimnas dan Munas ke-XI Golkar, Adies Kadir di DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin 19 Agustus 2024 petang.
Ridwan Hisjam merupakan pendaftar pertama sebelum Bahlil Lahadalia mencalonkan diri sebagai ketua umum Partai Golkar. Kini, niat politikus senior Partai Golkar itu menjadi ketua umum Partai Golkar untuk periode 2024-2029 pupus.
Lalu, bagaimana sepak terjang Muhammad Ridwan Hisjam di Partai Golkar? Berikut profil Muhammad Ridwan Hisjam:
Muhammad Ridwan Hisjam bukan orang baru di Partai Golkar. Di kancah perpolitikan Indonesia, Ridwan Hisjam pernah menduduki jabatan yang strategis.
Baca Juga
Pria kelahiran 26 Mei 1958 ini menjabat sebagai Anggota DPR selama empat periode 1997-1999, 1999-2004, 2014-2019, dan 2019-2024. Sedangkan pada pemilihan umum (Pemilu) 2004, Ridwan Hisjam terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Periode 2004-2009.
Dia mewakili daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur V yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Ridwan merupakan kader Partai Golongan Karya alias Partai Golkar, dia duduk di Komisi VII DPR RI.
Ridwan memulai kariernya di bidang politik sebagai anggota MPR-RI dari daerah Jawa Timur pada Pemilu 1997, satu tahun sebelum era kejatuhan Presiden Soeharto. Saat itu, Ridwan menjadi anggota MPR-RI dari Fraksi Karya Pembangunan.
Beranjak itu, pada Pemilu 1999 setelah reformasi, Ridwan kembali terpilih sebagai anggota DPR-RI/MPR-RI dari Partai Golkar. Begitu juga pada Pemilu 2004, Ridwan juga terpilih kembali sebagai anggota DPRD Jatim dari daerah pemilihan Malang Raya, sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur sejak tahun 2000.
Tak berhenti di situ, Ridwan masih tetap eksis di panggung politik dengan terpilih sebagai anggota DPR/ MPR RI pada Pemilu 2014, dan Pemilu 2019 untuk Dapil yang sama. Pada Pemilu 2009 Ridwan absen karena baru dicalonkan sebagai wakil gubernur Jatim pada Pilgub Jatim 2008 berpasangan dengan Sutjipto Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sedangkan di bidang usaha, Ridwan memulai kariernya sebagai Presiden Direktur Group Properti, Mining, Oil & Gas, "Equator" (1993–2018), Komisaris Utama PT Sarana Jatim Ventura (1995–2018), dan Komisaris Utama PT Dharmapena Citra Media / Obsession Media Group (OMG Group) (1999–2023).
Ridwan juga pernah mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) Tahun 2003. Dikutip dari wikipedia, saat itu dia diusung sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur yang berpasangan dengan Abdul Kahfi dan didukung oleh PKB dan Partai Golkar.
Jebolan Teknik Kelautan Institusi Teknologi Sepuluh Nopember ini juga aktif di beberapa organisasi. Sebut saja Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), organisasi sayap Partai Golkar sebagai Ketua PPK Kosgoro 1957, DPO DPP REI (2013–2016), Bendahara Umum Satkar Ulama Indonesia (2012–2017), Ketua Dewan Pembina DPP HIPGI (2012–2017), PP Dewan Masjid Indonesia (2011), Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Wilayah Jawa Timur (2011), Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat IKA ITS (2011), Wakil Sekjen DPP Golkar (2009); Ketua Apegti Jatim (2006 – 2012); dan Ketua Senat Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2015–2019).