Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Sebagai Dalang Kebakaran di Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia

fin.co.id - 12/08/2024, 07:56 WIB

Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Sebagai Dalang Kebakaran di Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia

Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia sebelum terbakar. (Wikipedia)

fin.co.id – Ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat tajam setelah kebakaran besar melanda Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia.

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas insiden yang terjadi di fasilitas nuklir terbesar di Eropa ini.

Kebakaran di area utara PLTN Zaporizhzhia dilaporkan terjadi setelah beberapa ledakan yang disertai dengan asap hitam pekat.

Pengawas nuklir dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berada di lokasi menyatakan bahwa tidak ada  peningkatan radiasi terdeteksi dan keselamatan nuklir tetap terjaga.

Baca Juga

IAEA juga mengonfirmasi adanya dugaan serangan menggunakan pesawat nirawak terhadap salah satu menara pendingin.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh Rusia sebagai penyebab kebakaran tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Zelenskiy mengklaim bahwa api terlihat dari kota Nikopol yang berada di sisi lain dari PLTN.

Dia memperingatkan bahwa meskipun saat ini tingkat radiasi normal, situasi bisa menjadi sangat berbahaya selama Rusia tetap mengendalikan fasilitas nuklir tersebut.

Sebaliknya, pejabat Rusia Evgeny Balitsky menuduh pasukan Ukraina sebagai pelaku kebakaran. Menurutnya, kebakaran disebabkan oleh tembakan ke kota Enerhodar yang terletak dekat dengan PLTN dan telah berada di bawah kendali Rusia sejak awal invasi pada Februari 2022.

Yevhen Yevtushenko, pejabat Ukraina setempat, menyebut adanya informasi tidak resmi bahwa pasukan Rusia membakar ban-ban mobil di menara pendingin, yang memicu kebakaran.

Baca Juga

Pihak berwenang Rusia mengklaim bahwa petugas darurat telah berhasil mengendalikan api dan menyatakan bahwa kebakaran tidak mempengaruhi operasional PLTN.

Mereka juga menegaskan bahwa enam reaktor di PLTN tersebut tidak aktif saat ini, meskipun fasilitas ini masih bergantung pada sumber daya eksternal untuk menjaga bahan nuklir tetap dingin dan mencegah potensi kecelakaan nuklir.

Insiden ini menambah ketegangan di kawasan yang sudah dilanda konflik, dengan kedua belah pihak terus saling menuduh dan membela posisi masing-masing. (*)

Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq

Sigit Nugroho
Penulis
ads
-->