Kesehatan . 25/05/2024, 15:04 WIB
Diagnosis porfiria bisa dilakukan dengan tes darah, urine, dan feses.
Tes-tes ini dapat mendeteksi kadar porfirin yang abnormal dalam tubuh.
Dalam beberapa kasus, tes genetik juga diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Pengobatan porfiria tergantung pada jenis dan keparahannya.
Beberapa orang mungkin hanya perlu menghindari pemicu gejala, seperti sinar matahari dan obat-obatan tertentu.
Orang lain mungkin memerlukan obat-obatan untuk mengontrol gejala mereka atau terapi untuk mengobati kelainan genetik yang mendasarinya.
Meskipun porfiria adalah kondisi kronis, banyak orang dengan porfiria dapat menjalani hidup yang sehat dan produktif.
Dengan manajemen yang tepat, mereka dapat mengendalikan gejala mereka dan meminimalkan dampak porfiria pada kehidupan mereka.
Gejala porfiria tidak hanya dipicu oleh sinar matahari dan lampu neon, namun juga lainnya.
Beberapa obat, seperti barbiturat, antikonvulsan, dan pil KB, dapat memicu gejala porfiria.
Konsumsi alkohol juga disebut dapat memicu gejala porfiria pada beberapa orang.
Stres fisik dan emosional, termasuk juga kurang tidur, dapat jadi pemicu munculnya gejala porfiria.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com